Damai Aqsha – Sejak gencatan senjata berlangsung di Gaza, penjajah Israel “tantrum” di Tepi Barat. Sebagaimana yang terjadi di Gaza, mereka menghancurkan rumah dan membunuhi orang-orang di sana hingga sudah puluhan orang meninggal. Alasan yang mereka kemukakan, klasik, “menekan kelompok militan Palestina”, padahal kebanyakan masyarakat sipil. Perilaku penjajah Israel tak lain hanya semakin mengukuhkan sifat haus darah mereka dan seharusnya tak ada lagi alasan negara-negara lain membukakan “pintunya” bagi pemimpin penjajah, nyatanya tidak seperti itu.
Sebagaimana dikutip detik.com dan AFP, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, pasukan penjajah Israel menyerang Tepi Barat dan hingga hari ini, sudah terbunuh 70 orang. Di antara korban yang terbunuh, terdapat 10 anak-anak, seorang perempuan, dan dua lansia. Katanya, maksud mereka menyerang untuk menekan pasukan militan, nyatanya yang mereka serang ialah kamp-kamp pengungsi, terutama di Kota Jenin.
Dengan alasan yang sama, sebagaimana dikutip oleh CNN Indonesia, tentara penjajah Israel meledekkan puluhan bangunan di sana. Pada pekan lalu saja, pasukan penjajah Israel menghancurkan 23 bangunan di kamp pengungsian Jenin. Akibat serangan bernama “Tembok Besi” ini, ribuan warga Palestina di sana harus mengungsi dari rumah-rumah mereka. Tercatat, sekitar 15 ribu warga Palestina terpaksa harus meninggalkan kamp tersebut. Sementara serangan di Tulkarem mengakibatkan sekitar 75 persen warganya mengungsi.
Serangan tersebut menambah jumlah korban di Tepi Barat yang dibunuh oleh penjajah Israel sejak 7 Oktober 2023. Anadolu Ajansi mencatat, jumlah warga Palestina yang dibunuh sudah mencapat 835 orang, sementara 6.700 orang terluka.
Sebelumnya, Israel mengusung “Operasi Kamp Musim Panas” pada serangannya yang berlangsung pada Agustus hingga September 2024. Yang dilakukan sekarang merupakan gelombang serangan terbaru, dengan penanda berlakunya gencatan senjata di Gaza. Pada saat itu, sejumlah besar kendaraan lapis baja, termasuk buldozer mulai memasuki Tepi Barat.
Merespon hal tersebut, sayap bersenjata Jihad Islam Palestina, Brigade Al Quds, mengatakan para pejuangnya menembaki pasukan Israel yang maju di sekitar kamp pengungsi. Sementara “Jihad Islam” mengatakan operasi militer Israel adalah upaya Netanyahu untuk menyelamatkan “koalisi pemerintahannya yang goyah” dan merusak “kegembiraan” setelah tahanan Palestina dibebaskan di Tepi Barat sebagai bagian dari gencatan senjata Gaza.
“Kami menyerukan kepada rakyat kami di seluruh Tepi Barat yang diduduki untuk menghadapi kampanye kriminal ini dengan segala cara, menggagalkan tujuannya, dan mengkonsolidasikan kekalahan musuh dalam menundukkan kehendak rakyat kami di Tepi Barat dan Gaza,” kata kelompok militan itu dalam sebuah pernyataan.
Karakter Haus Darah
Penjajah Israel yang tertahan membantai masyarakat Gaza langsung “tantrum”. Kalau orang sudah lama “perang” terus merasa ingin berhenti dulu, sebenarnya ini kesempatan buat penjajah Israel. Namun, karena saking “haus”-nya mereka tak mampu berhenti sejenak pun, langsung mengalihkan sasaran ke Tepi Barat. Perilaku tersebut tak hanya tercermin dari perilakunya saja, melainkan dari pernyataan Menteri Keuangan yang memang terkenal ngotot melakukan Genosida di Palestina.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, seorang nasionalis sayap kanan yang menentang gencatan senjata Gaza, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada akhir Januari lalu, bahwa Tepi Barat telah ditambahkan ke “tujuan perang” penjajah Israel. CNN telah meminta Kantor Perdana Menteri untuk mengonfirmasi klaim tersebut.
“Setelah Gaza dan Lebanon, hari ini, dengan bantuan Tuhan, kami telah mulai mengubah konsep keamanan di Yudea dan Samaria dan dalam kampanye untuk memberantas terorisme di wilayah tersebut,” katanya, menggunakan nama alkitabiah yang digunakan orang Israel untuk merujuk ke Tepi Barat.
Smotrich sebelumnya sempat mau mengundurkan diri dari kabinet pemerintahan (penjajah) Israel saat ini lantaran pundung akibat keputusan gencatan senjata di Gaza. Namun, ia memutuskan untuk tetap berada di kabinet setelah menerima jaminan dari Netanyahu tentang komitmennya untuk melanjutkan operasi militer Israel.
Apa yang terjadi hari ini semakin membuka tabir kebenaran soal watak sebenarnya penjajah Israel yang memang berlatar belakang Yahudi. Kalau para pencinta sejarah mengaitkan perilaku penjajah Israel dengan niat Hitler “membantai” Yahudi, kita orang Islam harusnya semakin yakin dengan isi Al-Qur’anul Kariim. Bagi para pencinta sejarah apa yang terjadi hari ini membuka alternatif perspektif baru, bahwa “bisa jadi Hitler benar” membantai Yahudi karena perilakunya yang senang membuat kerusakan di mana-mana. Namun, kita selaku orang beriman harusnya semakin bersemangat menggali Al-Qur’anul Kariim sebagai satu-satunya panduan paripurna hingga akhir zaman.
Sebagai pengingat, mari kita buka kembali ayat-ayat yang mengungkapkan karakteristik Yahudi (dalam hal ini, penjajah Israel) yang memang suka melakukan kerusakan di muka bumi, Allah Swt. berfirman dalam Qur’an surat Al-Maidah ayat 64,
وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ ۚ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا ۗ بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ ۚ وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ طُغْيَانًا وَكُفْرًا ۚ وَأَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۚ كُلَّمَا أَوْقَدُوا نَارًا لِلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللَّهُ ۚ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا ۚ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Padahal) kedua tangan Allah terbuka lebar, Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan sungguh, kebanyakan dari mereka akan bertambah durhaka dan kafir karena apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi. Dan Allah tidak menyukai orang-orang 4 yang berbuat kerusakan.”
Kemudian, mengenai sifat haus darahnya, Allah Swt. menegaskannya lewat perilaku mereka yang suka membunuh Nabi-nabi yang Allah Swt. utus pada mereka. Nabi saja mereka bunuh, apalagi “hanya warga sipil”. Dalam Qur’an surat Ali Imran ayat 112, Allah Swt. berfirman,
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Dan mereka kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kemiskinan. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir terhadap ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.”
Menariknya, setelah melakukan kekejaman itu, mereka masih mampu mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan itu untuk “kebaikan”. Mereka selalu mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan itu dalam rangka memberantas teroris. Hal ini terungkap dalam Qur’an, surat Al-Baqarah ayat 11. Allah Swt. berfirman,
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ قَالُوٓا۟ إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ
Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”.
Berdasarkan apa yang para penjajah Israel lakukan hari ini; “tantrum” membantai masyarakat sipil, bahkan pengungsi di Jenin dan Tulkarim, Tepi Barat, semakin menegaskan sifat haus darah dan suka membuat kerusakan para penjajah Israel. Selanjutnya, sebagai orang beriman, dengan bukti-bukti tersebut, hendaknya semakin beriman dengan Al-Qur’anul Kariim sebagai satu-satunya petunjuk yang sesuai dengan fitrah dan relevan untuk merespon segala yang akan terjadi hingga akhir zaman.