Bicara soal negara
Palestina, sudah pasti tidak akan jauh-jauh membahas soal faksi terbesar
Palestina. Tidak hanya harus menahan konflik dari luar, Palestina memang cukup
kepayahan dalam menangani konflik dari dalam.
Pasalnya, hingga
saat ini ada empat faksi di Palestina yang punya power besar dan terkadang
bergerak semaunya sendiri. Keempat faksi tersebut antara lain, Fatah, Hamas,
Palestinian Liberation Organization atau PLO, dan Palestinian Nasional
Authority atau PA.
Faksi Terbesar Palestina, Fatah dan Hamas
Diantara keempat
faksi tersebut terdapat dua buah faksi yang mempunyai kekuatan paling besar di
Palestina, yakni Fatah dan Hamas.
Faksi Fatah
Terbentuk tahun
1950, faksi Fatah terbentuk dengan nama panjang Harakat al-Tahrir
al-Filistiniya. Jika diubah ke dalam bahasa Indonesia, kurang lebihnya nama
Faksi ini mempunyai arti yakni, Gerakan Nasional Pembebasan Palestina.
Faksi Fatah
terbentuk dalam sebuah rapat yang justru dilakukan di Kuwait. Seperti namanya,
faksi ini mempunyai tujuan untuk menaklukkan Israel.
Menaklukkan dalam
kaca mata Faksi Fatah sendiri yakni dilakukan dengan mengalahkan Israel
menggunakan persenjataan yang tak kalah lengkap. Oleh karena itu, faksi
terbesar ini kemudian membentuk basis kekuatan militer mereka yang bernama
Al-Ashifah atau Sang Badai.
Kekuatan militer
Al-Asyifah sendiri menariknya bukan hanya berada di Palestina saja. Kelompok
militer yang satu ini juga berbasis di sejumlah negara Arab lainnya.
Keperkasaan faksi
ini mencapai puncaknya pada tahun 1990-an, faksi Fatah yang terkenal selalu
mengandalkan kekerasan untuk menyelesaikan masalah dengan Israel akhirnya
berubah.
Di bawah komando
Yasser Arafat, mereka mengakui Israel sebagai sebuah negara, namun juga tetap
menuntut pengakuan yang sama dari kubu Israel. Saat ini, faksi terbesar
Palestina ini terhitung masih menguasai sejumlah wilayah, yakni di bagian tepi
Barat.
Faksi Hamas
Kekuatan besar
lainnya dalam politik Palestina hadir dengan nama Hamas. Dalam pengertiannya,
Hamas berarti semangat untuk mencapai sebuah tujuan.
Kepanjangan dari
faksi ini ialah Harakat Al-Muqawamah Al-Islammiya. Hasil lahir 37 tahun setelah
lahirnya faksi Fatah atau pada tahun 1987.
Meski mempunyai
tujuan yang sama dengan faksi Fatah, faksi terbesar ini lahir dari orang tua
yang berbeda dengan Fatah. Hamas terhitung pada awalnya memiliki kedekatan
dengan organisasi Mesir, Ikhwanul Muslimin.
Nama Hamas mulai
banyak diterima masyarakat Palestina setelah gerakan mereka yang lebih gencar
dalam kaitannya dengan kemanusiaan. Berbagai macam bentuk bantuan sosial
menjadi program utama Hamas dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina.
Baru saja
meresmikan diri sebagai partai politik pada tahun 2005, popularitas Hamas
langsung mengalahkan faksi terbesar Palestina lainnya, faksi Fatah pada pemilu
tahun 2006. Sebuah pencapaian yang sangat besar mengingat saat itu faksi Fatah
tengah dipimpin oleh Mahmoud Abbas.
Konflik Fatah-Hamas
Tujuan yang sama
tidak serta merta membuat dua kekuatan besar politik Palestina ini selalu
tampil beriringan. Pandangan kedua faksi ini terhadap Israel yang sangat
berkebalikan menjadi pemula di antara percikan api keduanya.
Faksi Fatah yang
menerima kemerdekaan Israel dan selalu mengutamakan pergerakan diplomatis,
selalu bertentangan dengan Hamas yang tidak menerima kemerdekaan Israel dan selalu
menempuh jalur perang.
Konflik dua faksi
terbesar ini dimulai pada tahun 2005 saat pimpinan PLO, Yasser Rafat meninggal
dunia. Kemudian, konflik menjadi semakin memanas setelah Hamas berhasil
memenangkan pemilu legislatif pada tahun 2006 dan menguasai Jalur Gaza.
Sentimen diantara dua Faksi ini semakin memanas
setelah Fatah justru ikut-ikutan berupaya menghentikan pergerakan Hamas yang
dinilai aksi terorisme. Puncaknya pada tahun 2007 silam, perang besar terjadi
yang berbuntut pada pemecatan tokoh Hamas, Ismail Haniya dari jabatannya yang
seorang perdana menteri. Hingga saat ini bahkan perselisihan faksi terbesar Palestina
ini masih belum juga ada tanda-tanda mereda meski sudah melakukan beberapa
mediasi.