• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Wednesday, June 18, 2025
Damaiaqsha.com
  • Login
  • Register
  • Home
  • Donasi
  • Program
  • News
  • Laporan
  • About
    • Profile Damaiaqsha
    • Struktur
    • Legal Formal
  • Event
No Result
View All Result
  • Home
  • Donasi
  • Program
  • News
  • Laporan
  • About
    • Profile Damaiaqsha
    • Struktur
    • Legal Formal
  • Event
No Result
View All Result
Damaiaqsha.com
No Result
View All Result
Home Kemanusiaan

Jurnalis Gaza, Pahlawan Tanpa Jubah, Menyingkap Fakta Kebengisan Israel kepada Dunia

Damai Aqsha by Damai Aqsha
May 29, 2024
in Kemanusiaan, Palestina
0
307
SHARES
2.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Hari Kebebasan Pers Sedunia jatuh pada 3 Mei 2024. Ironisnya, kebebasan pers di Palestina masih dibelenggu oleh penjajah Israel.

Di tengah kekangan Israel yang menutup aktivitas jurnalisme di Gaza untuk menutup kebusukannya, jurnalis-jurnalis dengan berani membuka tirai fakta kepada dunia. Dalam perjuangannya, para jurnalis dan keluarganya menjadi sasaran dan ancaman Israel. Banyak di antara jurnalis Gaza gugur dalam serangan Israel.

Israel Menutup Siaran Al Jazeera

Selain menutup akses media luar masuk ke Gaza, pada 6 Mei 2024, Israel meyerbu paksa kantor media Al Jazeera di Yerusalem. Polisi menggeruduk stasiun TV Al Jazeera di Yerusalem timur, menyerang satelit dan provider kabel menyebabkan siaran Al Jazeera terhenti.

Hal ini menuai reaksi keras dari pihak Al Jazeera Media Network, menyebut bahwa keputusan Israel untuk menutup operasional media adalah sebuah tindakan kriminal. Al Jazeera mengutuk tindakan ini telah melanggar hak asasi manusia dan hak dasar untuk mengakses informasi.

Kelompok Pers juga mengecam keras tindakan Israel.Tim Dawson dari Federasi Jurnalis Internasional mengatakan bahwa menutup stasiun televisi internasional yang punya reputasi dan sejarah yang besar adalah tindakan yang mengerikan, ketika Israel sendiri berusaha keras menjadi negara demokrasi.

Jurnalis Gaza Membuka Tabir Kebenaran


Foto yang dibagikan oleh Jurnalis Ayman Amriti, Perkampungan Al-Rimal yang telah hancur di Gaza Utara

Dikutip dari middleeastmonitor, kapanpun Israel melancarkan serangan kepada Gaza, Israel menutup akses wartawan luar untuk memasuki jalur Gaza. Strategi inilah yang dimaksudkan untuk memastikan tindakan kriminal Israel tidak akan terliput oleh media. Media-media mainstream dari Barat memutarbalikkan fakta sehingga terlihat seolah Israel menjadi korban.

Dalam genosida yang sudah berlangsung 7 bulan ini, jurnalis di dalam Gaza seperti Bisan Owda, Motaz Azaiza, dan jajaran kawan-kawan jurnalis telah berjuang dengan penuh resiko. Berkat keberanian mereka, mata dunia menjadi terbuka tentang seperti apa mengerikannya tindakan Israel pada Palestina.

Bagaimana bayi-bayi tidak berdosa terbunuh atau terluka parah. Bagaimana rumah-rumah, kamp, kantor, dan fasilitas umum dihancurkan oleh bom. Bagaimana memilukannya warga Palestina menangis karena kehilangan orang-orang terkasih yang gugur menjadi korban kebengisan Israel. Dari mereka, warga dunia melihat bencana kelaparan akibat kepungan Israel di Gaza. Dari video dan informasi mereka, publik seluruh dunia bisa membagikan ulang informasi secara lebih meluas hingga seluruh dunia sadar akan kondisi yang terjadi di Gaza.

Jurnalis Beresiko Tinggi dalam Ganasnya Genosida

Jurnalis Muhammad Al-Thalathiini dan seluruh keluarganya meninggal dalam serangan misil Israel di Gaza Utara

Banyak jurnalis yang masuk ke dalam korban jiwa atas serangan Israel. Menurut laporan Anadolu Agensi pada 19 Mei 2024, terhitung 148 jurnalis meninggal bersama dengan 35.400 orang terbunuh oleh serangan Israel, dengan 79.300 orang terluka, sejak 7 Oktober 2023 Keluarga jurnalis pun terancam dan menjadi korban.

Rayan, seorang jurnalis untuk kantor berita resmi Otoritas Palestina WAFA, terbunuh bersama putranya, Anas, dalam serangan Israel di barat Kota Gaza, saat mereka sedang membantu tetangganya yang terluka, pada 25 Maret 2024, berdasarkan laporan dari cpj.org yang mengumpulkan daftar jurnalis yang menjadi korban jiwa.

Pada 15 Maret 2024, Mohamed El-Reefi, seorang fotografer lepas menghembuskan nafas terakhir setelah mengalami luka pada 14 Maret akibat serangan Israel ketika ia sedang berjuang mendapatkan bantuan bahan makanan di Gaza Tenggara. Biasanya El-Reefi menggunakan instagram untuk mendokumentasikan kehidupan di Gaza, sebelum dan sesudah genosida.

Menurut website cpj.org, jurnalis di Gaza menghadapi risiko yang sangat tinggi ketika mereka mencoba meliput selama masa serangan darat Israel, termasuk serangan udara Israel yang menghancurleburkan bangunan, komunikasi yang terganggu, kekurangan pasokan, dan pemadaman listrik yang meluas.

Profesi ini memiliki angka kematian sebesar 10%, sekitar enam kali lebih tinggi dibandingkan angka kematian masyarakat umum di Gaza, dan sekitar tiga kali lebih tinggi dibandingkan angka kematian profesi kesehatan, menurut data dari Federasi Jurnalis Internasional.

Penghargaan untuk Jurnalis Gaza

Foto: Zuliana Lainez / IFJ

Pada pada 2 Mei 2024, UNESCO menganugerahkan penghargaan Guillermo Cano Prize 2024 di Santiago, Chili, sebagai bagian dari Hari Pers Sedunia, dilansir dari Federasi Jurnalis Internasional.

Maurico Weibel sebagai Ketua Juri Internasional Profesional Media, yang memberikan rekomendasi untuk penghargaan tersebut berkata bahwa umat manusia berhutang besar terhadap keberanian dan komitmen mereka terhadap kebebasan berekspresi.

Keberanian wartawan Gaza sangat mengagumkan, terutama ketika mereka mengetahui bahwa mereka menjadi target pembunuhan Israel, bahkan dengan keluarga mereka.

Tak hanya itu, pada 9 Mei 2024, jurnalis Bisan Owda dan media AJ+ memenangkan Peabody Award sebuah penghargaan prestisius dan tertua untuk bidang broadcast dan media elektronik. Bisan melaporkan keseharian warga Gaza dalam bertahan hidup di tengah kengerian genosida, seperti pembatasan bantuan makanan, air, bahan bakar, dan pasokan bantuan wilayah oleh Israel.

Tags: aqshadonasidonationmasjidpalestinapalestine
Previous Post

Mengapa Kita Harus Memperjuangkan Palestina Padahal dalam Al Quran Allah Sudah Menjanjikannya Menang?

Next Post

Bukan Cuma Genosida, Israel Juga Lakukan Skolastisida Sistematis di Gaza

Next Post

Bukan Cuma Genosida, Israel Juga Lakukan Skolastisida Sistematis di Gaza

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Rekayasa Dibalik Pembagian Wilayah Dan Terusirnya Ribuan Penduduk Palestina

Rekayasa Dibalik Pembagian Wilayah Dan Terusirnya Ribuan Penduduk Palestina

September 18, 2020
Kabar Terkini Tentang Upaya Israel Untuk Meruntuhkan Al Aqsa

Kabar Terkini Tentang Upaya Israel Untuk Meruntuhkan Al Aqsa

January 4, 2021

Popular Post

  • Reruntuhan, Darah, dan Duka: Idul Adha di Gaza 2025

    Reruntuhan, Darah, dan Duka: Idul Adha di Gaza 2025

    307 shares
    Share 123 Tweet 77
  • Ketika Al-Qur’an Menjadi Satu-satunya Hiburan

    306 shares
    Share 122 Tweet 77
  • Ketika Bom Menyasar Rumah Sang Penyelamat: Tragedi Keluarga Al-Najjar dan Runtuhnya Nurani Kemanusiaan

    305 shares
    Share 122 Tweet 76
  • Pelajaran Berharga Bagi Kita dari Anak-Anak Palestina

    344 shares
    Share 138 Tweet 86
  • Viral Anak-Anak SMP Bilang “Makan Daging Anak Palestina”, Apa Peran Kita Sebagai Orangtua untuk Edukasi Tentang Palestina?

    315 shares
    Share 126 Tweet 79
Damaiaqsha.com

© 2024 damaiaqsha.com

Navigate Site

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Donasi
  • Program
  • News
  • Laporan
  • About
    • Profile Damaiaqsha
    • Struktur
    • Legal Formal
  • Event

© 2024 damaiaqsha.com