Dengan kekejaman genosida yang menimpa Palestina, para pembela Palestina mempertanyakan, baik dalam aksi di jalanan maupun di media sosial: di manakah suara lantang feminis barat yang memperjuangkan kesetaraan perempuan. Begitu ironis dengan yang suara lantang tersebut, justru keheningan yang lebih riuh mengenai apa yang terjadi perempuan-perempuan di Palestina. Hening yang sempurna.
Perempuan Palestina Terancam Infeksi Karena Ketiadaan Pembalut
Perempuan Palestina, selain anak-anak, juga mengalami siksaan fisik dan batin yang tak terbayangkan. Pada awal genosida pada bulan Oktober tahun 2024 lalu, publik dunia dibuat miris dengan keterbatasan kebutuhan pokok perempuan, seperti pembalut untuk menstruasi. Bukan soal kenyamanan, lagi, tanpa pembalut, perempuan yang sedang menstruasi akan terancam kebersihan dan kesehatannya. Akibat genosida, mereka mengganti pembalut dengan sisa-sisa kain, sehingga menyebabkan infeksi.
Perempuan Palestina Alami Masalah Kehamilan Karena Kesulitan Akses Fasilitas Kesehatan
Ibu hamil di Gaza juga mengalami kesulitan yang luar biasa. Reliefweb.int menyebutkan, kondisi ibu hamil di Gaza sudah mirip dengan kondisi pada 100 tahun yang lalu. Fatima, pekerja sosial mengatakan,
“Kehamilan dalam kondisi yang dialami wanita saat ini seperti 100 tahun lalu, tanpa perawatan medis, pemeriksaan, scan atau nutrisi yang baik. Banyak wanita yang saya kenal mengalami keguguran dan masalah karena kurangnya perawatan medis.
Kurangnya perawatan medis ini tak lepas dari brutalnya Israel menghancurkan rumah sakit dan fasilitas pelayanan medis. Data statistik yang dilaporkan melalui Middle East Monitor menunjukkan bahwa serangan barbar Israel menyebabkan hancurnya infrastruktur layanan kesehatan. Sebanyak 80% klinik kesehatan telah roboh, termasuk dengan nakes yang gugur dalam serangan Israel.
Setiap harinya, ada 180 ibu hamil dari 50.000 ibu hamil di Gaza melahirkan dengan kondisi yang parah. Fatima menerangkan, perempuan di Gaza melahirkan di reruntuhan, di tenda,atau mobil karena tidak bisa mengakses rumah sakit atau fasilitas kesehatan. Ibu hamil dan bayi yang baru lahir berulangkali terpaksa dievakuasi dari rumah sakit. Pekerja sosial melaporkan, angka bayi yang lahir prematur meningkat karena tingkat stres yang ekstrim.
Perempuan Palestina Melahirkan Secara Caesar Tanpa Perawatan
Fatima mengenal seorang perempuan yang melahirkan secara caesar di dalam tenda, tanpa perawatan sama sekali untuk pemulihan, hingga terkena infeksi.
Fatima berkata,“Saya mengenal seorang wanita yang melahirkan melalui operasi caesar saat berada di tendanya. Pemulihan setelah melahirkan secara caesar biasanya membutuhkan waktu namun wanita ini tidak mendapat perawatan sama sekali. Dia harus bangun pagi untuk merawat anak-anaknya, kemudian terkena infeksi.
Belum berhenti kejahatan Israel di situ, kabar yang membuat masyarakat dunia geram datang dari perempuan di Gaza, yang mengalami pelecehan seksual oleh tentara Israel.
Dilansir dari Middle East Monitor, perempuan di Gaza diperkosa dan hal ini tidak diselidiki atau dilaporkan. Hal itu disampaikan oleh Dr. Aliya Khan, profesor kedokteran klinis dan anggota dewan persatuan Organisasi Perawatan dan Bantuan Medis (UOSSM) yang memberikan bantuan medis di tengah genosida Israel terhadap Palestina.
“Tidak ada seorang pun yang membicarakan hal ini di media Barat. Saya baru saja menerima laporan dari rekan medis Kanada kami di Gaza bahwa rumah sakit Al-Khayr, yang terletak di sebelah Rumah Sakit Nasser, telah diserang,” ujar Khan pada pemberitaan 24 Maret 2024.
Paramedis memberi tahu dokter bahwa seorang wanita diperkosa selama dua hari hingga dia kehilangan kemampuan berbicara. Wanita lain di Rumah Sakit Nasr ditelanjangi oleh tentara Israel di depan suami dan saudara laki-lakinya, dan ketika salah satu dari mereka membuka pakaian untuk menutupi tubuhnya, tentara Israel membunuh saudara laki-laki dan suaminya.
Tidak ada manusia manapun yang bisa membenarkan kejahatan-kejahatan tanpa henti yang dilakukan oleh Israel. Seharusnya seluruh dunia mengutuk perbuatan ini dan menghentikan penindasan yang dilakukan Israel kepada Palestina. Seharusnya keadilan untuk perempuan Palestina juga mendapatkan perhatian yang sama besarnya seperti yang perempuan-perempuan Barat serukan.