Keistimewaan Masjidil Aqsha
Keistimewaan Masjidil Aqsha sebelumnya
disampaikan merupakan kiblat pertama umat Islam, masjid kedua di muka bumi,
serta shalat di dalamnya bernilai 1.000 kali lipat dibandingkan tempat lainnya,
kecuali Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Selain itu, masih banyak keutamaan
lainnya. Tiga di antaranya ialah
Tempat ziarah yang dianjurkan Rasulullaah
Rasulullaah Muhammad S.A.W. bersabda jika
Masjidil Aqsha ialah masjid yang hendaknya dikunjungi oleh umat Islam selain
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Dalam satu Hadits, Rasulullaah S.A.W.
bersabda,
“Tidak dikerahkan melakukan suatu
perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjid Al-Haram (di Mekkah), dan
Masjidku (Masjid An-Nabawi di Madinah), dan Masjid Al-Aqsha (di
Palestina)”.
Tempat singgah Rasulullaah pada peristiwa
Isra dan Mi’raj
Sebagaimana kami sampaikan pada alinea
pembukaan bagian pertama, Rasulullaah S.A.W. Allah Isra dan Mi’raj-kan pada 27
bulan Rajab. Sebel bertolak ke Sidratul Muntaha, di mana Rasul menerima Wahyu
perintah Shalat, Rasulullaah, lebih dulu singgah di Masjidil Aqsha dan
melaksanakan shalat dua raka’at. Sebagaimana dari hadits riwayat Muslim:
“Aku telah
didatangi Buraq. Yaitu seekor binatang yang berwarna putih, lebih besar dari
keledai tetapi lebih kecil dari bighal. Ia merendahkan tubuhnya sehingga perut
buraq tersebut mencapai ujungnya. Beliau bersabda lagi: “Maka aku segera
menungganginya sehingga sampai ke Baitul Maqdis. Beliau bersabda lagi:
“Kemudian aku mengikatnya pada tiang masjid sebagaimana yang biasa
dilakukan oleh para Nabi. Sejurus kemudian aku masuk ke dalam masjid dan
mendirikan shalat sebanyak dua rakaat. Setelah selesai aku terus keluar.”
Termasuk dalam do’a Nabi Sulaiman A.S.
Dalam satu hadits riwayat An-Nas’i, Rasulullaah
S.A.W. bersabda:
“Sesungguhnya
ketika Nabi Sulaiman bin Daud membangun kembali Baitul Maqdis, ia meminta
kepada Allah ’azza wa jalla tiga perkara. Yaitu meminta kepada Allah agar
(diberi taufiq) dalam memutuskan hukum yang menepati hukum-Nya, lalu
dikabulkan; dan meminta kepada Allah dianugerahi kerajaan yang tidak patut
diberikan kepada seseorang setelahnya, lalu dikabulkan; serta memohon kepada
Allah bila selesai membangun masjid, agar tidak ada seorang pun yang
berkeinginan shalat di situ, kecuali agar dikeluarkan kesalahannya seperti hari
ia dilahirkan oleh ibunya (dalam riwayat lain: Lalu Nabi shallallaahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Adapun yang kedua, maka telah diberikan. Dan aku
berharap, yang ketiga pun dikabulkan).”