Beberapa relawan dokter Spesialis dari Mer-C Indonesia tiba di tanah air selesai bertugas di Jalur Gaza dengan segudang cerita dan inspirasi dari pengalamannya bertugas di sana. Dua dokter spesialis, dr. Dede Subrata, SpAn dan dr. Faradina, SpB tiba di tanah air pada akhir Juni 2024 lalu. Akun media sosial mengunggah video kedatangannya pada 28 Juni 2024. Kemudian, dokter umum bagian emergensi, datang menyusul pada 6 Juli 2024. Mereka datang dengan perasaan haru. Sedih karena harus meninggalkan saudara-saudari di Gaza, dan juga senang karena bisa bertemu dengan keluarga lagi di Indonesia.
Dalam unggahan video yang dibagikan oleh media sosial instagram dan youtube Mer-C Indonesia, para dokter menceritakan betapa kuatnya warga Gaza dalam bangkit dari kehancuran. Inilah yang menjadi salah satu ciri khas terkuat bagi warga Gaza, menjadi muslim yang sangat kuat untuk bangkit, melawan penjajahan yang tak memiliki hati.
Belajar dari Kekuatan Warga Gaza untuk Bangkit
Dr. Dede Subrata, dokter spesialis anastesi yang ditugaskan di kamar operasi rumah sakit Nasser, berkolaborasi dengan dokter Palestina. Dari interaksinya dengan warga Gaza, yang membuatnya paling berkesan adalah betapa kuatnya mental warga di sana. Mereka tak lepas dari bersyukur kepada Allah atas apapun yang terjadi di dalam hidupnya. Mereka selalu mengatakan “alhamdulillah”, dalam seburuk apapun kondisi yang mereka alami. Warfa Gaza bertekad membangun kembali Gaza ini yang sudah berkali-kali dibom.
“Berapa kali pun di bom, segitu pun mereka akan membangun jalur Gaza-nya,” ujar dr Dede Subrata.
Sementara itu, dr Faradina mengatakan, selama 4 pekan bertugas di Gaza, ia mendapati pengalaman yang sangat luar biasa. Dengan kondisi Gaza yang terus dihancurkan, mereka selalu bangkit kembali.
“Dan bangkitnya itu sangat efektif, cepat, dan kita harus belajar dari mereka. Justru saya lebih banyak belajar kepada mereka,” ujar dr. Faradina.
Dr. Farhandika Muhammad yang berprofesi sebagai dokter umum, khususnya pada bidang emergency department pun mengatakan hal yang sama mengenai kekuatan masyarakat Gaza untuk bangkit. Ketika melalui kota Rafah, dr. Farhandika melihat sekira 90% bangunan sudah hancur semua. Kehancuran bangunan itu sudah dalam tingkatan tidak bisa diperbaiki, kecuali dibangun ulang secara total. Mereka hanya tinggal di tenda-tenda yang tidak bisa dibilang layak. Namun ia takjub dengan semangat kebangkitan warga Gaza di tengah kondisi penjajahan Israel ini.
“Jadi saya lihat pasar, mereka nggak hilang harapan. Mereka langsung ngejual apapun yang mereka bisa jual. Segala bentuk mereka bisa masak, mereka masak. Mereka bisa cukur rambut, mereka buka itu, Mereka luar biasa banget,”
Palestina adalah Milik Seluruh Umat Muslim di Dunia yang Harus Dijaga Bersama
Selain dengan semangat juang yang tinggi, para dokter juga merasa terkesan dengan sambutan warga Gaza di sana yang amat hangat. Dr Farhandika mengatakan bahwa mereka menganggap, bangsa Indonesia adalah saudara mereka. Apapun dukungan yang diberikan oleh masyarakat Indonesia kepada Palestina, tidak luput dari warga Palestina. Warga Palestina begitu antusias dengan kedatangan tamu dari Indonesia. Termasuk aksi 2 juta warga Indonesia di Monas untuk membantu Palestina.
Pernah sepulangnya dari bertugas, ibu-ibu penjual kue memaksanya untuk membawa kue yang ia jualnya. Dibungkusnya kue-kue itu untuk dr. Farhandika tanpa mau dibayar.
“Kita ini bersaudara,” kata ibu-ibu tersebut.
Kemudian, kisah lain datang dari Dr. Faradina. Ia mengatakan bahwa merasa bahwa Palestina sudah seperti rumah kedua baginya. Dr. Faradina mengatakan, mereka selalu berpesan untuk mengingat mereka di sana.
“Kami saudaramu. Ini adalah rumah kedua bagimu, kami akan selalu senang jika kamu datang ke Palestina Gaza. Dan saya pun berjanji bahwa saya tidak ingin mengucapkan selamat tinggal, tapi sampai jumpa kembali. Insya Allah kita akan jumpa kembali, di dunia. Karena kita tidak pernah tahu kapan seseorang itu ditakdirkan untuk syahid,”
Warga Gaza yang ditemuinya selalu menyampaikan, untuk mengabarkan kondisi warga di Palestina. Dr Faradina memberi kesaksian bahwa apa yang publik lihat di sosial media hanyalah sebagian kecil dari kenyataannya yang jauh lebih berat.
Warga Palestina meminta tolong untuk selalu mendoakan mereka. Dr Faradina menyampaikan, mereka sangat sadar bahwa diri mereka ditunjuk oleh Allah untuk menjaga bumi Palestina. Mereka mewakili seluruh umat muslim di dunia sehingga tugas untuk menjaga Palestina bukan hanya ditujukan kepada warga Palestina.
Refleksi Atas Kekuatan Warga Palestina
Dengan cobaan Palestina yang begitu besar, Allah juga berikan kekuatan keimanan yang sangat besar. Semoga kita pun menjadi terinspirasi untuk terus bertawakal kepada Allah atas ujian yang menghadang, dan tidak berputus asa dari Rahmat Allah. Tentu pada prakteknya, kita tidak boleh mengerdilkan dan meremehkan ujian seseorang, karena tiap manusia mengalami proses hidup yang berbeda. Namun, ketabahan dan kuatnya keimanan warga di Palestina bisa menjadi inspirasi dan wajah harapan di dunia ini.
Kita pun tidak bisa hanya mengambil pelajaran, namun juga bersimpati atas apa yang dialami warga Palestina. Mereka tidak seharusnya merasakan kesakitan itu. Kita tidak boleh mendiamkannya. Kita yang masih bisa hidup dengan tenang, ambillah segenap kekuatan dari warga Palestina itu. Bantulah warga di Palestina, yang dengan segenap darah, hingga nyawa, berjuang menjaga tanah Palestina. Ayo boikot produk-produk yang mendukung zionis Israel, bantu Palestina dengan berdonasi, sebarkan informasi-informasi atas apa yang terjadi di Palestina, serta doakan selalu mereka.