Jumat, 25 Ramadhan 1442 H/7 Mei 2021 M
Oleh:
Ahmad Musyafa’, Lc.
Direktur International Aqsa Institute
Khutbah Pertama
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَكْرَمَنَا بِشَهْرِ رَمَضَانْ، الَّذِي
أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ، هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ.
سُبْحَانَكَ رَبِّي سَبْحَانَكَ، لَا علَمَ لَنَا إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا إِنَكَ أَنْتَ
اْلعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ، وَلاَ فَهْمَ لَنَا إِلاَّ مَا فَهَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ
الْجَوَّادُ اْلكَرِيْمُ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَالْمَلَكُوْتُ، وَلَهُ الْعِزَّةُ وَالْجَبَرُوْتُ، وَهُوَ
اْلحَيُّ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا وَمُعَلِّمَنَا
وَقَائِدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَمَلَائِكَتُهُ،
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. فَأُصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ
اْلَكرِيْمِ، وَعَلَى آلِهِ وَأْصْحَابِهِ وَمَنْ نَهَجَ نَهْجَهُ وَاسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ
وَاقْتَفَى أَثَرَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ…
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ…! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي
بِتَقْوَى اللهِ وَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ. وَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي مُحْكَمِ
كِتَابِهِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بسم الله الرحمن الرحيم،
يَا أَيُّهَا اَّلذِيْنَ آمَنوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Hadirin Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah…!
Hari ini merupakan hari Jumat terakhir di bulan mulia
ini. Kita bersyukur kepada Allah, atas karunia-Nya kita diberikan kesempatan
bertemu dengan Ramadhan, hingga hari ini tanggal 25 Ramadhan kita masih
diberikan kekuatan untuk menjalankan ibadah dan ketaatan kepada Allah. Sungguh
ibadah-ibadah Ramadhan adalah kenikmatan. Nutrisi terbaik untuk mengokohkan
spiritual, melipatgandakan pahala ibadah, dan peluang mendapat ampunan serta
pembebasan dari api neraka. Semoga kita keluar dari madrasah Ramadhan ini
dengan mendapat predikat takwa.
Tapi sungguh memilukan. Malam 10 Ramadhan yang lalu,
terjadi upaya pengambil alihan Pintu Gerbang Al-Amud, Salah satu pintu gerbang
terbesar Kota Al-Quds menuju Masjid Al-Aqsha. Zionis Israel bersama dengan
Ekstrimis Yahudi memasang pembatas besi di depan gerbang Al-‘Amud, demi
menghalangi kaum Muslimin untuk masuk ke dalam Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha.
Tetapi Alhamdulillah, atas izin Allah saudara-saudara Muslim kita di Kota
Al-Quds berhasil menggagalkan upaya tersebut.
Sejak malam 10 Ramadhan itu, para pemuka agama Yahudi
gencar melakukan memobilisasi para pemukim Yahudi di Palestina agar datang ke
Masjid Al-Aqsha. Untuk mengepung Masjid Al-Aqsha pada tanggal 28 Ramadhan
nanti, bertepatan dengan tanggal 10 Mei. Ribuan orang Yahudi telah menyatakan
siap untuk mengepung Al-Aqsha di hari itu. Hari itu bertepatan dengan
peringatan Hari Yerussalem, menurut kalender Yahudi. Alibi ini digunakan
Ekstrimis Yahudi, Jemaat Sinagog, untuk mengepung dan merebut Al-Aqsha dari
kaum Muslimin.
Menyikapi bahaya yang mengancam Al-Aqsha ini, Imam dan
Khatib Majid Al-Aqsha, Syaikh Dr. Ikrimah Shbari, menyerukan seluruh kaum
Muslimin untuk I’tikaf selama 10 hari terakhir Ramadhan di Masjid Al-Aqsha,
demi menjaga Al-Aqsha. Beliau juga menyerukan kepada seluruh kaum Muslimin di
seluruh dunia, agar menyertai para penjaga Al-Aqsha, dengan iktikaf di masjid
masing-masing. Serta menyerukan kepada seluruh kaum Muslimin agar mendoakan,
mendukung, dan mengirimkan bantuan kepada para Murabithin dan Murabithat yang
berjaga di Al-Aqsha.
Ma’asyiral Muslimin, rahimakumullah…!
Yahudi tidak akan pernah berhenti berambisi untuk
mengambil alih Al-Aqsha, sebelum berhasil menghancurkan Al-Aqsha dan
menggantinya dengan bangunan baru, yang mereka klaim sebagai Sinagog Sulaiman,
tempat ibadah Nabi Sulaiman alaihissalam. Pada Yahudi tidak mengakui kenabian
Nabi Sulaiman, tetapi mereka hanya mengakui Nabi Sulaiman sebagai Raja.
Masjid Al-Aqsha adalah bagian dari akidah kita. Masjid
yang namanya langsung diberikan oleh Allah subhanahu wata’ala, tempat Isra’ dan
Mi’raj Nabi Muhammad SAW. tentunya tempat yang dipilih Allah untuk berkumpulnya
para Nabi dan Rasul pada malam Isra’ dan Mi’raj. Di tempat ini juga akan
dimulakannya kejadian hari Kiamat. Allah berfirman dalam Al-Quran:
وَاسْتَمِعْ يَوْمَ يُنَادِ الْمُنَادِ مِن مَّكَانٍ قَرِيبٍ
(سورة ق: 41
“Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat)
menyeru dari tempat yang dekat.” (QS. Qaf: 41)
Tempat yang dekat yang dimaksud di sini adalah Masjid Al-Aqsha.
Sesungguhnya Kuil Sulaiman adalah kuil khayalan yang
dibuat-buat Zionis Israel, demi memprovokasi Yahudi dunia agar datang merebut
Masjid Al-Aqsha. Sesungguhnya kuil ini tidak pernah ada dalam sejarah Yahudi.
Justru sebaliknya, bahwa rumah ibadah yang dibangun Nabi Sulaiman a.s. adalah
Masjid. Tentu saja masjid adalah tempat ibadah bagi umat Islam. Sebagaimana
yang disabdakan Rasulullah SAW.
وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ
اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((لَمَّا فَرَغَ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ
عليه السّلام مِنْ بِنَاءِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ، سَأَلَ اللَّهَ صلّى الله عليه وسلّم
ثَلَاثًا: أَنْ يُعْطِيَهُ حُكْمًا يُصَادِفُ حُكْمَهُ. وَمُلْكًا لَا يَنْبَغِي لَأَحَدٍ
مِنْ بَعْدِهِ. وَأَنَّهُ لاَ يَأْتِي هَذَا الْمَسْجِدَ أَحَدٌ لَا يُرِيدُ إِلَّا
الصَّلَاةَ فِيهِ إِلَّا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ )). فَقَالَ
رَسُولُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
((أَمَّا ثِنْتَيْنِ فَقَدْ أُعْطِيَهُمَا، وَأَرْجُو أَنْ يَكُونَ قَدْ أُعْطِيَ
الثَّالِثَةَ )). رواه أحمد، والنّسائيّ، وابن ماجه، واللّفظ له، وابن خزيمة، وابن
حبّان في “صحيحيهما”، والحاكم أطولَ من هذا، وقال: صحيح على شرطهما، ولا
علّة له
Dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash, Rasulullah SAW.
bersabda: ((Setelah Sulaiman bin Dawud membangun Baitul Maqdis, meminta kepada
Allah tiga hal dan diberikan dua, dan kami berharap agar beliau mendapatkan
yang ke-tiga; beliau pun meminta ketepatan dalam memutuskan kebijakan, Allah pun
mengabulkannya. Ia meminta kerajaan yang tidak diberikan kepada siapapun
setelahnya, Allah pun mengabulkannya. Ia juga memohon kepada Allah agar
siapapun yang keluar dari rumahnya tidak ada keinginan lain kecuali hanya untuk
shalat di Masjid ini, maka kesalahannya keluar darinya seperti anak yang baru
dilahirkan ibunya. Maka kami berharap agar Allah SWT. Mengabulkannya.” (HR.
Ahmad, Nasai, dan Ibu Majah)
Redaksi yang digunakan Rasulullah SAW. dalam hadisnya
adalah Masjid. Tidak ada kata Haikal. Maka sesungguhnya Masjid Al-Aqsha adalah
warisan historis, warisan ideologis, dari Nabi Sulaiman a.s. untuk Umat Islam,
umat Nabi Muhammad SAW.
Wa yaa ummata Muhammad…!
Wahai umat Nabi Muhammad…!
Rasulullah SAW. menjadi saksi atas keagungan Masjid
Al-Aqsha yang diberkahi ini. Beliau sangat sering menyebutkan dalam hadisnya.
Sehingga sahabat penasaran atas keagungan negeri para nabi ini. Bahkan para
sahabat mengira bahwa shalat di Masjid Al-Aqsha lebih besar pahalanya
dibandingkan shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Seorang Sahabat
bertanya kepada Rasulullah SAW:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رضي الله عنه قَالَ: تذَاكَرْنَا وَنَحْنُ
عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، أَيُّهُمَا أَفْضَلُ: مَسْجِدُ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ أَوْ بَيْتُ
الْمَقْدِسِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: ((صَلاةٌ فِي مَسْجِدِيْ هَذَا أَفْضَلُ مِنْ
أَرْبَعِ صَلَوَاتٍ فِيه،ِ وَلَنِعْمَ الْمُصَلَّى، ولَيُوْشِكَنَّ أَنْ لَا يَكُوْنَ
لِلرَّجُلِ مِثْلُ شَطَنِ فَرَسِهِ مِنَ الأَرْضِ حَيْثُ يَرَى مِنْهُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ
خَيْرٌ لَهُ مِنَ الدُّنْيَا جَمِيعًا، أَوْ
قَالَ: خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا)). رواه الحاكم.
Dari Abu Dzar r.a. berkata, kami saling bertukar pikiran
bersama Rasulullah SAW., manakah yang lebih utama Masjid Rasulullah atau Baitul
Maqdis. Rasulullah SAW. bersabda: “Sekali shalat di masjidku lebih utama empat
kali daripada Baitul Maqdis, dan ia adalah sebaik-baik tempat shalat. Dan
hampir-hampir tiba masanya, seseorang memiliki tanah seukuran kekang kudanya,
dari tempat itu ia melihat Baitul Maqdis lebih baik dari dunia keseluruhan,
atau lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Al-Hakim. hadis Hasan).
Di dalam hadis ini Rasulullah SAW. menjelaskan bahwa
Shalat di Masjid Nabawi pahalanya empat kali lipat shalat di Masjid Al-Aqsha.
Tetapi lanjutan hadis menunjukkan, bahwa Masjid Al-Aqsha adalah sebaik-baik
tempat shalat. Orang yang hanya melihat langsung Baitul Maqdis dari tanah yang
dimiliknya, lebih baik daripada dunia dan seisinya. Hanya melihat. Hanya
melihat. Bagaimana dengan shalat di dalamnya. Bagaimana dengan mereka yang
ribath (menjaga) Masjid Al-Aqsha. Sungguh para Murabithun dan Murabithath
adalah mereka yang dipilih Allah mewakili seluruh umat Islam, menjaga kesucian
kiblat pertama Islam.
Maka menguatkan mereka adalah kewajiban. Mendukung
perjuangan mereka adalah fardlu ain, bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia.
Sebaliknya, meninggalkan mereka sendirian adalah melalaikan kewajiban Allah.
Meninggalkan arahan dan petuah Rasulullah SAW. Allah akan menghsab kita semua,
mempertanyakan peran kita terhadap tempat suci yang digunakan shalat oleh
seluruh nabi dan rasul ini.
Wahai Umat Rasulullah…!
Kita sering berharap mendapatkan telaga Rasulullah. Kita
sering memohon kepada Allah agar bisa minum dari telaga Rasulullah SAW. padahal
telaga Rasulullah ada di antara Masjidil Haram dan Masjid Al-Aqsha. Tidakkah
kita malu kepada Rasulullah SAW. meminta telaganya sementara kita melalaikan
tempat dimana diletakkan telaga Rasulullah SAW.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ y، أَنَّ النَّبِيَّ قَالَ: ((إِنَّ لِي حَوْضًا مَا بَيْنَ الْكَعْبَةِ،
وَبَيْتِ الْمَقْدِسِ، أَبْيَضَ مِثْلَ اللَّبَنِ، آنِيَتُهُ عَدَدُ النُّجُومِ، وَإِنِّي
لَأَكْثَرُ الْأَنْبِيَاءِ تَبَعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ)).
Dari Abu Sa’id al-Khudri berkata, bahwa Nabi SAW.
bersabda, “Sesungguhnya Aku mempunyai telaga antara Ka’bah dan Baitul Maqdis,
putih seperti susu, wadahnya sebanyak bilangan bintang. Dan aku nabi yang
paling banyak pengikutnya di hari kiamat.” (HR. Ibnu Majah, Sunan Ibnu Mâjah
No. 4301, al-Bushairi berkata, hadis ini lemah karena ada Athiyah al-‘Aufy.
Disahihkan oleh al-Albani).
Demikian agung kedudukan Baitul Maqdis bagi kita, umat
Nabi Muhammad. Negeri ini juga sangat dicintai Rasulullah SAW. maka sewajarnya
kita yang mengaku umat Nabi Muhammad SAW. mencintai semua yang dicintainya.
Semoga kita termasuk diantara orang-orang yang dipilih Allah, sebagai para
pembebas Masjid Al-Aqsha. Menunaikan kewajiban kita kepada Allah. Membuktikan
cinta kita kepada baginda Rasulullah SAW.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونعني واياكم بما فيه من
الآيات والذكر الحكيم، وتقبل الله منا ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم،
Khutbah Kedua
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونستهديه، ونعوذ بالله
من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له،
اشهد ان لا أله إلا الله وحده لا شريك له، واشهد ان محمدا عبده
ورسوله لا نبي بعده.
اللهم صل على سيدنا محمد، وعلى آل سيدنا محمد، كما صليت على
سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم، وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد، كما
باركت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم، في العالمين إنك حميد مجيد.
قال الله تعالى في القرآن الكريم اعوذ بالله من الشيطان الرجيم،
بسم الله الرحمن الرحيم، يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله ولتنظر نفس ما قدمت لغد، واتقوا
الله إن الله خبير بما تعملون.
ويا معاشر المسلمين، ادعوا الله تعالى وأنتم موقنون بالإجابة،
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات، اللهم أعزنا بالإسلا وأعز الإسلام
بنا، اللهم انصر من نصر الدين واخذل من خذل المسلمين. اللهم ارفع عنا الغلاء والوباء
والشدائد والمحن والفتن، من بلدنا هذه اندونيسيا ومن سائر بلاد المسلمين عامة، برحمتك
يا أرحم الراحمين.
اللهم انصر إخواننا المرابطين والمرابطات في المسجد الأقصى،
وارزقنا الصلاة فيه قبل الممات. اللهم انصرهم
نصرا عزيزا يا رب العالمين. اللهم عليك باليهود المعتدين ومن عاونهم، اللهم شتت شملهم
ومزق جمعهم، وزلزل أقدامهم وألق في قلوبهم الرعب، إنك على كل شيئ قدير.
عباد الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى
عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون، اذكروا الله يذكركم واشكروا على نعمه
يزدكم ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.