Kairo, Damai Aqsha– Liga Arab menolak dukung
rancangan resolusi yang diajukan oleh Palestina pada pertemuan para menteri
luar negeri Liga Arab pada Rabu (9/9). Isi resolusi tersebut ialah mengecam
normalisasi Israel-UEA, sebagaimana The Jerussalem Post.
“Diskusi berjalan serius dan
materi dibahas secara komprehensif, serta cukup memakan waktu, namun pada
akhirnya tidak mengarah pada resolusi yang diajukan Palestina ,” Asisten
Sekretaris Jenderal Liga Arab Hossam Zaki mengatakan kepada wartawan.
Setelah kesepakatan Israel-UEA
diumumkan, Otoritas Palestina meminta negara-negara Arab menolak perjanjian
tersebut dan tolak siapa pun untuk berbicara atas nama mereka.
Melalui konferensi video, Menteri
Luar Negeri PA Riad Malki, berterima kasih kepada beberapa negara Arab jika
tidak membangun hubungan dengan Zionis Yahudi.
Dia juga menyebut upaya Menteri
Luar Negeri AS Mike Pompeo dan penasihat senior AS Jared Kushner yang
memalsukan kesepakatan Israel-UEA sebagai “pemerasan.”
Bulan lalu, Liga Arab juga menolak
permintaan PA untuk mengadakan pertemuan darurat membahas kesepakatan tersebut.
Palestina mengecam normalisasi sebagai “tikaman dari belakang” dan
“pengkhianatan terhadap Masjid Al-Aqsha, Yerusalem dan masalah Palestina.”
Liga Arab kemudian mengatakan, kesepakatan
itu, juga masalah lainnya, akan dibahas oleh para menteri luar negeri pada
pertemuan biasa mereka, yang berlangsung pada Rabu.
Dalam pidatonya, Malki mengatakan
beberapa negara Arab memotong bantuan finansial kepada Palestina atas perintah
pemerintah AS. Mengacu pada kesepakatan Israel-UEA, dia mengatakan itu
“melegalkan normalisasi secara gratis dan menghidupkan kembali ‘Kesepakatan
Abad Ini’ yang digagas AS, setelah kami menggagalkannya.”
Malki juga menyatakan,
kesepakatan Israel-UEA berarti mengakui Yerusalem yang diduduki sebagai wilayah
Israel.” Kesepakatan itu, menurutnya adalah “gempa bumi yang merusak tindakan
bersama Arab” dan menempatkan Palestina dalam posisi defensif.
Memperhatikan upacara
penandatanganan Israel-UEA akan berlangsung sebentar lagi, Malki berkomentar, “UEA
bergerak maju dengan keputusan normalisasi meskipun melanggar Inisiatif
Perdamaian Arab dan resolusi KTT Arab. Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi
kita untuk mengambil sikap menolak langkah ini. Jika tidak, pertemuan kita akan
dianggap sebagai berkah atau kolusi dengannya.”