Penjajahan Israel atas Palestina sudah berlangsung sangat lama, yaitu pada 1948 ketika Nakba berlangsung, yang menyebabkan sekitar 750 ribu orang Palestina mengungsi ke luar tanahnya sendiri. Namun, sejak 7 Oktober 2023 ketika Israel melakukan serangan brutal dan genosida tak berkesudahan di Gaza, mata publik semakin terbuka melihat bagaimana kejinya Israel.
Dengan teknologi yang begitu cepat, publik setiap hari bisa menyaksikan video-video atau foto-foto kebengisan Israel terhadap warga Gaza. Masyarakat dunia merutuki kejamnya Israel, termasuk aksi mahasiswa di berbagai negara yang meminta Israel segera menghentikan genosida di Palestina, dan memperjuangkan kebebasan Palestina.
Meski bukti genosida sudah terpampang nyata dan banyak yang mendukung Palestina, masih ada orang-orang yang bersikap apatis, bahkan meragukan mengapa harus membela Palestina. Publik di dunia sudah bersuara bahwa aksi bela Palestina adalah aksi kemanusiaan. Amat disayangkan, jika ada umat muslim yang justru menganggap enteng kemerdekaan Palestina.
Mengapa kita sebagai muslim harus membela Palestina sementara Allah sudah menjanjikan kemerdekaan bumi Palestina?
1. Masjid Al-Aqsha adalah Kiblat Pertama Umat Muslim
Jamaah sholat di masjid Al-Aqsha, (Foto: AHMAD GHARABLI / AFP)
Dikutip dari kanal YouTube IBASKA TV, Menurut penuturan Syaikh Al Mu’tahsim Billah yang diterjemahkan oleh Dr. Umarulfaruq Abubakar, Lc., M.HI, yang sesungguhnya terjadi bukanlah penjajahan Israel kepada Palestina, namun penjajahan terhadap kiblat pertama kaum muslimin.
Perlu umat muslim sadari bahwa yang sebenarnya terjajah adalah seluruh kaum muslimin. Kehormatan dan kemuliaan muslim dicaplok oleh zionist, sehingga sudah sepantasnya kita ikut merasakan kesakitan yang dirasakan oleh Palestina.
Orang-orang Palestina lah yang berdiri di garda terdepan untuk menjaga kehormatan umat muslim. Syaikh Al Mu’tahsim Billah sebagai warga Gaza berterima kasih kepada warga Indonesia yang selalu memberikan dukungannya kepada Palestina.
2. Kita yang Rugi Jika Kita Ikut Naik dalam Kapal Kemenangan Palestina
Foto: peoplesdispatch
Palestine adalah negeri teraman, negeri tempat berhijrah di akhir zaman. Ustadz Dr. Dzulkifli M. Ali.,MA menyebutkan dalam kanal Youtube Cerita Untungs, kita rugi jika tidak ikut dalam perjuangan pembebasan Palestina.
“Jangan jadi orang yang menunggu, tapi jadi pemain bersama dengan mereka. Membantu mereka sehingga kita dianggap oleh Allah sebagai orang yang ikut berperang,” ujar Ustadz Dzulkifli ketika berbincang bersama Arie Untung.
Menurut Ustadz Dzulkifli, kemenangan Palestina ibarat kapal yang akan membawa kepada kemenangan.
“Pulau kemenangannya sudah dekat. Kapalnya lagi mampir di depan kita. Ya cepet naik, walaupun kita harus bayar berapa. Naik Karena tanpa kita, kapal akan tetap sampai ke sana,”ujarnya.
Jika kita ikut serta dalam perjuangan, seberapapun kita korbankan, tidak akan seberapa dibandingkan dengan kemenangan. Negeri yang aman adalah negeri syam (Palestina), suatu saat nanti. Ketika dunia kacau, kita akan akan datang ke Palestina dan mereka akan menerima kita yang telah ikut dalam barisan perjuangan mereka.
3. Perbuatan Israel Melanggar HAM
Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengambil resolusi yang menyerukan agar Israel bertanggung jawab atas kemungkinan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di Jalur Gaza, dan menuntut penghentian semua penjualan senjata ke negara tersebut.
Dikutip dari Aljazeera, Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menetapkan resolusi yang menyerukan Israel untuk bertanggung jawab atas kemungkinan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaaan yang dilakukan di jalur Gaza.
Dewan juga menuntut penghentian semua penjualan senjata kepada Israel. Voting telah dilakukan dengan 28 dari 47 anggota dewan menyatakan dukungan untuk Palestina. Dewan menyatakan, voting pada Jumat 5 April 2024 tersebut merupakan tindakan yang penting untuk mencegah pelanggaran lebih lanjut terhadap hukum kemanusiaan internasional dan pelanggaran serta pelanggaran hak asasi manusia.
Kita sebagai manusia tak bisa diam atas kejahatan ini dan membela Palestina yang terjajah. Setiap harinya kita melihat warga sipil Gaza termasuk bayi-bayi yang tak berdosa menjadi korban pengeboman udara Israel. Warga Gaza pada akun media sosialnya meminta maaf jika itu hari terakhir hidup mereka, karena mereka bisa kapan saja meninggal terbunuh.
Sebagai manusia yang menjalani hidup secara normal, jangan pernah lepaskan perhatian kita kepada Palestina.