Pada 10 Maret 2024, tercatat 31,045 warga Gaza terbunuh
sejak 7 Oktober 2023 akibat genosida yang dilancarkan oleh Israel. Memasuki
bulan Ramadhan, rakyat Gaza masih di bawah kepungan dan serangan. Rumah-rumah
hancur, hingga warga Gaza harus tinggal di kamp pengungsian, tidak tahu apakah
tempat mereka akan menjadi sasaran berikutnya. Yang tidak bisa penjajah rampas,
ialah keimanan dan harapan. Pada Ramadhan tahun ini, rakyat Gaza
tetap menyalakan api-api semangat yang memancarkan cahaya meski untuk secuil kebahagiaan.
Gaza
Menyambut Ramadhan dengan Suka Cita
Memasuki bulan Ramadhan, warga Gaza tidak bisa
menjalaninya seperti tahun kemarin, seperti berjalan-jalan dengan bebas
melihat-lihat pedagang-pedagang menjajakan aneka dekorasi untuk menyambut
Ramadhan. Namun, warga Gaza masih memegang tradisi itu. Marwan El Dash, remaja
laki-laki di Gaza masih berjalan-jalan melihat apa yang dijual, untuk tetap
menjaga semangat Ramadhan.
Dalam video yang dibagikan oleh Al-Jazeera, Marwan
menyebutkan bahwa ia ingin memghidupkan kebahagiaan kecil untuk anak-anak di
Gaza.
“Baru kemarin, saya dapat kabar buruk bahwa semua
paman saya meninggal, bersama anak-anaknya. Aku coba untuk membelikan mainan
untuk anak-anak yang masih hidup. Sesuatu untuk menghidupkan semangat mereka,”
Di tengah gempuran genosida, mereka masih menjaga tradisi
itu, mendekorasi jalan-jalan dan tenda pengungsian. Abid Mohsen, seorang ayah di Gaza, berusaha untuk membeli
dekorasi,agar anak-anaknya bersemangat menyambut Ramadhan. Tapi, semuanya mahal
sekali. Contohnya, hiasan yang biasanya berharga 7 shekels, naik menjadi 7
shekels.
“Kami telah kehilangan semua, tak ada yang tersisa. Kami
berusaha sebaik mungkin untuk membuat anak-anak Gaza bergembira. Saya berdoa,
semoga di bulan ini bisa bahagia”
Tarawih Berjamaah di
Tepi Puing-Puing Masjid
Banyak akun di media sosial menyiarkan kegiatan tarawih di
masjid yang sudah hancur, masjid Al-Farouq di Rafah. Dalam unggahan video,
terlihat barisan jamaah di pelataran masjid yang sudah rata dengan tanah,
membacakan kalam-kalam Allah, begitu syahdu. Suara sang Imam menggema dan
menggetarkan hati. Para jamaah mengikuti rakaat demi rakaat yang dipimpin oleh
imam. Begitu rapi dan solid di bawah gelapnya malam, di tengah alam terbuka
tanpa atap.
Hal ini pun menyentuh hati masyarakat sedunia: “Mereka
bisa merusak rumah-rumah dan masjid, tapi tidak dengan keimanan,”
Sahur di Gaza
Seorang
jurnalis Gaza dengan akun X @Hind_Gaza, mengunggah foto sahur pertamanya di
tahun ini.
“Ini adalah
yang kami makan untuk sahur, untuk lima orang. Feta keju + Zaatar – timun/tomat
dan sesendok Halawa. Kami makan sambal merasa bersalah karena saudara-saudari
kami di bagian Utara tidak mempunyai makanan. Bagaimana mereka akan berpuasa
jika mereka saja sudah berpuasa (menahan lapar)? Bagaimana mereka akan berbuka
puasa?”
Berikutnya, ada sebuah video yang memperlihatkan sahur
warga Gaza di tengah kamp-kamp pengungsian. Dengan sukacita, warga Gaza
menyediakan makanan-makanan ke dalam piring, yang berasal dari makanan-makanan
kaleng. Terlihat kebersamaan warga Gaza di tengah penderitaan ini, menyambut
makanan sahur.
Bertahan dengan Keimanan
Beberapa
informasi ini menjadi sebuah renungan bagi kita semua yang hidup nyaman di
rumah dengan berbagai fasilitas yang ada, untuk tetap menjaga jsemangat jiwa
Ramadhan. Di tengah kondisi sulit, ketabahan warga Palestina dan keimanan untuk
selalu bergantung kepada Allah telah mengajarkan hikmah kepada kita. Kita boleh
bersedih di tengah berbagai masalah hidup kita, namun kembali lagi, kita punya
Allah yang selalu menjaga hamba-Nya.
Bisa kita lihat, selain semangat beribadah, warga
Palestina begitu tulus menyayangi sesama, bahkan kepada hewan-hewan pun,
meskipun dirinya sendiri juga menderita. Seorang anak di Gaza menangis ketika
mengatakan ia ingin memberikan susu untuk adiknya yang masih berusia 7 bulan.
Saat ditanya kenapa menangis, ia menjawab “aku kasihan pada adikku”.
Pada bulan Ramadhan inilah, di samping menahan lapar dan
haus dan mengoptimalkan ibadah, saatnya kita hidupkan cahaya dengan memperbaiki
hubungan dengan sesama manusia. Jangan ragu untuk saling menolong dan berbagi,
memberikan sedekah terbaik kita untuk orang-orang yang membutuhkan. Bisa jadi,
kebahagiaan dan berkah dari Allah, datang melalui tangan-tangan baik
Anda.
Marhaban ya Ramadhan. Semoga kita semua bisa menjalani
bulan Ramadhan ini dengan penuh rahmat, berkah, dan ampunan dari Allah SWT.