Secara geografis berada di daerah Timur Tengah, dinamika geopolitik Timur Tengah mau tidak mau akan menyangkut tentang kehidupan Palestina. Lahir sebagai negara konflik, urusan-urusan Palestina memang selalu kental dengan campur tangan negara lain.
Bahkan dengan semakin parahnya konflik yang menerpa negeri indah ini, Palestina harus berubah menjadi negara yang sangat bergantung dengan uluran tangan negara lain. Tentunya, ketergantungan tersebut hadir bak efek bumerang yang bahkan sangat membahayakan untuk Palestina.
Hubungan Palestina dengan Geopolitik Timur Tengah
Hadir membawa kedekatan di masa lalu, tentu Palestina dengan mudah diterima oleh negara-negara Timur Tengah, utamanya negara Arab. Bersama negara mayoritas muslim lainnya, Palestina akhirnya masuk ke dalam peta geopolitik ini yakni Liga Arab.
Di sana, tentu Palestina mendapat dukungan penuh untuk mendapatkan kemerdekaannya. Ditambah lagi konflik pribadi negara Liga Arab dengan Israel membuat kedekatan mereka dengan Palestina semakin terbentuk.
Banyak hal kemudian yang negara Palestina dapatkan dari dukungan Liga Arab ini. Dalam setiap rapat PBB, saudara-saudara Palestina dari Liga Arab ini akan menjadi negara besar yang memperjuangkan kemerdekaannya. Selain membantu secara politik, kedudukan Palestina dalam geopolitik ini juga mendatangkan manfaat lain bagi Palestina.
Mulai dari bantuan militer dalam rangka pertahanan diri. Hingga bantuan-bantuan sosial untuk warga Palestina yang terdampak dalam konflik melawan Israel.
Pergeseran Geopolitik Timur Tengah
Awal indah hubungan Palestina dengan negara-negara Timur Tengah berubah menjadi kelabu setelah terjadinya pergeseran kepedulian yang terjadi pada negara-negara Arab. Mesir yang dahulu bergerak kencang dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina justru melakukan manuver politik yang melukai perasaan Palestina.
Lama berperang dengan Israel, Mesir justru tiba-tiba menghentikan perang dengan embel-embel dihadiahkannya daerah konflik milik Mesir oleh Israel. Pergerakan tersebut jelas membuat Mesir menjadi bulan-bulanan Liga Arab, hingga berbuntut pada pengeluaran Mesir dari Liga Arab.
Pergeseran geopolitik ini semakin masif ketika akhirnya Uni Emirat Arab atau UAE juga meniru manuver dari Mesir. Jadi, negara kecil yang baru saja merdeka dan sedang gencar-gencarnya menjalankan roda ekonomi mereka lewat minyak dan pariwisata, UAE juga ikut mencederai perasaan Palestina dengan menjalin normalisasi hubungan dengan Israel.
Melihat peluang bisnis pariwisata menuju ke Masjidil Aqsha di Yerusalem, UAE tentu punya akses masuk jika menjalin kerja sama dengan Palestina. Akses dari negara-negara Liga Arab juga tidak akan bisa membuat mereka berkunjung ke salah satu situs bersejarah bagi umat Islam tersebut.
Tidak hanya soal ekonomi saja, bahkan UAE dan Israel juga membangun kerjasama dalam bidang lainnya. Tentu normalisasi UAE-Israel ini entah sadar atau tidak telah merusak solidaritas mereka dengan Palestina.
Dampak Pergeseran Geopolitik Timur Tengah Bagi Palestina
Mulai bergeraknya negara-negara Timur Tengah ke arah Israel tentu sangat menekan keadaan Palestina sendiri. Yang pertama, ini jelas merusak kepercayaan Palestina kepada negara-negara Timur Tengah kaitannya dengan dukungan untuk merdeka.
Kedua, tentu ini akan sangat berbahaya mengingat Israel adalah lawan terbesar Palestina saat ini. Bayangkan saja, andai kemudian hari Timur Tengah mulai bergantung pada Israel kemudian mendapat mandat untuk membelot dari Palestina demi sesuatu hal. Tentu itu akan sangat mengancam bagi Palestina.
Puncaknya pergeseran geopolitik Timur Tengah
tersebut sudah terjadi di masa sekarang, yakni dengan dihapusnya perwalian
untuk Palestina di Liga Arab, yang kini setiap bagian Liga Arab berhak
memutuskan sendiri keberpihakannya dalam konflik Palestina.