Palestina pulihkan hubungan keamanan dengan Israel. Sebelumnya, Palestina memutuskan untuk menangguhkan sementara hubungan kerja sama dengan Tel Aviv. Hal ini akhirnya disusul adanya rilisan mengenai rencana perdamaian Timur Tengah oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donal Trump. Keputusan tersebut resmi disampaikan oleh Menteri Urusan Sipil PA, Hussein Al Sheikh.
Di lain pihak, Presiden Abbas juga mengumumkan bahwa penghentian koordinasi keamanan adalah tanggapan atas rencana Israel guna mencaplok sebagian dari Tepi Barat. Dengan adanya keputusan tersebut, memberikan dampak yang luas, termasuk pada pengaturan serta pemindahan pasien Palestina menuju ke rumah sakit Israel.
Palestina Pulihkan Hubungan Keamanan dengan Israel
Adanya pemulihan hubungan keamanan kedua negara tersebut menyusul adanya penangguhan selama enam bulan perjanjian bilateral. Perjanjian bilateral ini telah ditandatangani antara kedua belah pihak.
Berdasarkan adanya perjanjian bilateral kedua belah pihak, menyatakan bahwa Israel memungut pajak dari perdagangan Palestina. Yang dilakukan pada titik-titik perlintasan komersial yang telah dikuasainya pada Tepi Barat dan Gaza. Membayarkannya kembali pada Otoritas Palestina.
Perlu anda ketahui, selama enam bulan terakhir, pada saat Otoritas Palestina memutuskan hubungannya dengan Israel. Selama waktu berselang warga Palestina seringkali pergi ke kantor administrasi sipil Israel yang ada di Tepi Barat dengan tujuan untuk mengurus dokumen serta izin kerja mereka.
Latar Belakang Palestina Pulihkan Hubungan Keamanan dengan Israel
Dengan adanya pemulihan ini, maka jalannya hubungan Palestina dam Israel akan kembali seperti semula. Keputusan ini diambil sehubungan dengan kontak yang dilakukan Presiden Abbas dalam beberapa waktu terakhir.
Hal tersebut berhubungan dengan komitmen Israel terhadap perjanjian yang telah ditandatangani dengan Palestina serta berdasarkan surat resmi tertulis dan lisan yang diterima PA. Pada Mei lalu, Mahmoud Abbas memutuskan hubungan dengan Israel merupakan salah satu tanggapan atas rencana aneksasi permukiman Yahudi pada Tepi Barat.
Hal ini dilakukan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Pada akhirnya rencana aneksasi ditunda setelah Uni Emirat Arab (UEA) menjadi negara Arab pertama yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel pada bulan Agustus lalu. Dalam kesepakatan yang ditengahi oleh AS.
Dampak Pulihnya Hubungan Israel dan Palestina
Kabar Palestina yang berencana untuk memulihkan hubungan dengan Israel bersamaan dengan kehadiran Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompoe di negara Yahudi pada awal pekan lalu. Dalam hal ini, Palestina menyambut baik kemenangan capres dari Partai Demokrat, Joe Bidden pada pemilihan presiden AS 2020. Dalam kampanyenya Bidden pernah menyatakan pemerintahannya akan memulihkan oposisi AS terhadap pembangunan permukiman Israel pada Tepi Barat.
Dimulainya kembali hubungan Palestina dan Israel bisa membuka jalan bagi Israel guna membayar pajak impor tiga miliar shekel atau setara dengan Rp 12,5 miliar yang telah dipotong dari PA. Dengan hilangnya pendapatan telah memaksa PA dalam memotong sebagian gaji pegawai negeri selama pandemi Covid-19. Kondisi pandemi merupakan bagian dari alasan pembaharuan hubungan dengan Israel.
Keputusan tersebut diambil setelah Palestina menerima sepucuk surat dari pemerintah Israel. Dalam surat tersebut menyatakan bahwa Israel siap untuk berkomitmen dalam perjanjian yang telah ditandatangani keduanya.
Selain itu, adanya tanggapan dalam berkoordinasi diperlukan untuk membantu menekan penyebaran virus diantara pemukiman Israel yang berada di Tepi Barat. Lalu diantara pekerja lintas perbatasan.
Perlu
anda ketahui, adanya rencana Palestina pulihkan hubungan keamanan dengan Israel
memiliki resiko menggagalkan pembicaraan rekonsiliasi antara partai politik
Abbas, organisasi militan Hamas, serta Fatah yang akan dilanjutkan di Kairo.