Kabar negara
Palestina dihapus dari peta dunia mulai menghangat pada pertengahan tahun 2020
ini. Konflik perbatasan negara dengan Israel menjadi salah satu faktor yang
kemudian disangkutpautkan sebagai akar dihapusnya Palestina.
Konflik kedua
negara ini memanas sejak tahun 1897 dan belum ada tanda-tanda berhenti hingga
tahun 2020 ini. Dilansir dari data kedua belah pihak, pada periode tahun 1987 –
2011 terhitung jumlah total korban WN Palestina sebanyak 7978 jiwa, sedangkan
korban WN Israel sebanyak 1503 jiwa.
Angka tersebut
tentu belum termasuk dengan pecahnya konflik 2014 silam yang disebut-sebut
sebagai konflik terbesar yang menewaskan 1880 jiwa WN Palestina dan 67 WN
Israel.
Kebenaran Polemik Palestina Dihapus dari Peta Dunia
Perihal masalah
penghapusan Palestina dari peta dunia tentu menarik untuk kita telusuri.
Pasalnya, seluruh peta secara universal tidak mencantumkan Palestina pada
bagiannya.
Pada peta yang
diproduksi Indonesia sendiri, Palestina masih bisa kita jumpai dan masuk
bersama negara-negara timur tengah lainnya.
Namun yang
kemudian menjadi masalah adalah tidak adanya negara Palestina dalam Google
Maps. Menjadi salah satu penunjang kebutuhan spasial, Google Maps memang sudah
sejak lama jadi pilihan para pengguna internet.
Ketepatan
akurasinya yang juga langsung terintegrasi dengan GPS membuat Google Maps cukup
terpercaya sebagai penyedia layanan spasial. Namun, kabar penghapusan Palestina
dari peta dunia yang dilakukan oleh Google Maps ini tentu langsung memunculkan
sejumlah pertanyaan.
Urgensi Hilangnya Palestina dari Peta Dunia oleh Google Maps
Tidak adanya
Palestina pada Google Maps tentu langsung menimbulkan kecurigaan pada pihak
Google Maps. Google Maps mendapat tudingan memihak pada minoritas 28 persen
negara anggota PBB yang tidak mengakui kedaulatan Palestina.
Hal tersebut tentu
bermasalah mengingat Google mempunyai brand besar di seluruh dunia. Uniknya,
terbelit masalah ini, perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat tersebut
malah tidak membuat klarifikasi soal kabar Palestina dihapus dari peta dunia
yang menyeret nama mereka.
Pembelaan Pihak Google Maps
Tanpa memberikan
kepastian soal mereka sengaja menghapus Palestina atau tidak. Namun jika
ditelusuri lebih lanjut, sebenarnya Google sendiri memasukkan Palestina sebagai
daerah konflik.
Hal tersebut
nampak dari penampakan peta batas daerah Palestina yang digambarkan dengan
garis putus-putus berwarna abu-abu. Lain soal batas, menurut pemberitaan tahun
2016 silam, sebenarnya masalah penghapusan Palestina dari peta dunia ini juga
pernah disampaikan pada pihak Google.
Pada polemik saat ini,
pihak Google sendiri mengklaim bahwa ada bug yang kemudian menghapus nama Tepi
Barat dan Jalur Gaza. Sebagai tambahan informasi, bug adalah istilah dalam
teknologi dimana munculnya hal yang dianggap cacat, entah itu terjadi karena
sengaja maupun tidak.
Kebenaran yang Terungkap
Setelah kita turut
duduk perkara dan juga pernyataan dari pihak Google sendiri, sebenarnya kabar
Palestina dihapus dari peta dunia ini bukanlah sebuah kabar yang perlu kita
besar-besarkan. Jika kita lihat dari kacamata ada tidaknya Palestina di peta
dunia, jawabannya sudah pasti ada.
Namun, yang perlu
kita garis bawahi adalah Palestina memang tidak ada di peta dunia besutan dari
Google. Perihal kabar yang menyebutkan bahwa Google sengaja menghapus
Palestina, hal tersebut juga dapat kita kategorikan sebagai berita yang tidak
benar.
Pasalnya,
ketimbang kita sebut dengan kata dihapus, Google memang tidak pernah mengadakan
peta Palestina di peta versi mereka. Dasar dari keputusan tersebut ialah status
Palestina yang masih sebagai daerah konflik membuat penentuan batas negaranya
lebih kompleks bukan berarti Palestina dihapus dari peta dunia.