Yerusalem, DAF – Pasukan Zionis pada kembali lancarkan operasi
penggerebekan dan serangan ke berbagai daerah di Tepi Barat pada Senin (21/9). Merespon
tindakan tersebut, pemuda Palestina menghalanginya yang berakhir pada
penangkapan.
Selain itu, d wilayah Gubernur Yerusalem, polisi Zionis
menangkap dua pemuda yang bernama Muhammad al-Ateeq dan Abdullah al-Julani,
dekat Bab al-Asbat. Di Nablus, pasukan pendudukan menyerbu kota Madama,
tepatnya di tepian Barat. Mereka juga menyerbu kota Qaryut kemudian menuju ke
Khirbet Silun.
Di provinsi Hebron, sejumlah pemuda menghadang
pasukan Zionis. Akibatnya, bentrokan pun tak terelakkan sesaat pasukan Zionis
menyerbu kamp Al-Arroub dan menyerang beberapa rumah di sana, sebagaimana
dilaporkan oleh Arab 48.
Bentrokan juga terjadi di wilayah
Wasat al-Aroub. Para pemuda melemparkan menggunakan batu dan bom molotov ke
arah pasukan Zionis.
Pasukan Zionis juga menutup pintu
masuk ke kamp. Dengan berdiri di atas atap rumah dan bangunan tempat tinggal,
mereka menembakkan granat setrum dan tabung gas secara intensif ke arah warga,
selain juga menembakkan bom suar di langit kamp.
Di kota Hebron, pasukan Zionis
juga menangkap Adham Ziyad Abu Aisha, dan Islam Sabri Masalmeh, dari kota Deir
Samet. Sebelumnya, Zionis menggeledah rumah mereka dan merusak isinya.
Pasukan Zionis mendirikan
beberapa pos pemeriksaan militer di pintu masuk utara dan selatan ke kota Hebron,
juga di pintu masuk ke kota Sa’ir dan Halhul. Mereka menghentikan kendaraan
warga, menggeledahnya, dan memeriksa kartu penumpang mereka.
Di Tulkarem, pasukan Ziinis
menangkap seorang tahanan yang dibebaskan dari Kota Anabta. Komite tahanan
Al-Asir menyatakan, pasukan Zionis menangkap aktivis lansia Khairy Saeed Hanoun
(61), setelah mereka menggerebek rumahnya di kota.
Pasukan Zionis juga menyerang
Hanoun karena aksi protes atas perampasan tanah di desa Jabara, Al-Ras dan
Shufa, tenggara Tulkarem, pada awal bulan ini. Zionis melakukannya tujuan
mendirikan zona industri dan pemukiman.
Hanoun adalah seorang tahanan
yang telah dibebaskan. Sebelumnya ia menghabiskan lebih dari 8 tahun hidupnya
di penjara Zionis. Ia juga seorang aktivis dalam kegiatan melawan tembok dan permukiman
sekaligus anggota komite koordinasi faksi di Tulkarem.