Pada pembukaan KTT LB OKI di Jakarta
Maret 2016, Presiden Indoesia Bapak Ir. Jokowi menyampaikan ”Pada tahun 1962,
Bapak Bangsa Indonesia, Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno, Bung
Karno, menegaskan: “… selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan
kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri
menantang penjajahan Israel’… Kami bangsa Indonesia konsisten dengan janji
tersebut. Hari ini, Indonesia berdiri bersama dengan negara-negara OKI untuk
meneruskan perjuangan yang belum selesai itu.”
Sang Ploklamator, Soekarno selalu hadir
di garda terdepan dalam membela ekemerdekaan palestina sebagai keterwakilan
masyarakat Indonesia. Dukungan terhadap palestina terbukti secara konsisten
bukan sekedar lewat kata-kata. Dengan tindakan nyata, Dukungan Bung karno
terhadap palestina ditunjukan saat mulai menggagas konferensi Asia Afrika (KAA)
pada 1953. Indonesia dan pakistan menolak keras diikutsertakannya Israel dalam konferensi
tersebut. Dalam pandangan sukarno, Israel yang didirikan atas bantuan Inggris
dinilai merupakan bentuk nyata kolonialisme baru yang mengancam perdamaian
dunia. Selain itu, Indonesia tidak mengakui eksistensi negara israel diatas
bumi palestina dengan cara merampas dan menjajah pribuminya.
Sebaliknya, saat penyelenggaraan
konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955, Bung Karno mengundang palestina
meskipun pada saat itu negara Palestina belum diakui sebagai negara merdeka.
Mufti besar palestina pada saat itu, Syeikh Muhammad Amin Al-Husaini datang dan
mewakili kepentingan rakyat palestina di depan konferensi.
Dukungan masyakarat Indonesia yang
diwakili oleh Soekarno terhadap kemerdekaan Palestina tak lepas dari jasa dan
sokongan yang diberikan Palestina terhadap perjuangan masyarkat Indonesia. Satu
tahun sebelum Indonesia merdeka, pada 6 september 1944 mufti besar Syeikh
Muhammad Amin Al-Husaini memberikan dukungan secara terbuka bagi perjuangan
kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan buku Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar
Negeri yang ditulis oleh M Zein Hassan, yang dikutif oleh sindonews.com, sejak
dukungan terbuka untuk indonesia digaungkan lewar siaran radio. Rakyat
palestina turun memadati jalanan melakukan aksi solidaritas dan dukungan kepada
perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Paska Indonesia merdeka, diamana
pengakuan dari negara lain begitu amat penting dan sangat diharapkan sebagai
negara berdaulat, lagi-lagi rakyat Palestina hadir disana, pemerintah Palestina
bergerak mendorong negara-negara Timur Tengah seperti Mesir untuk bersedia
mengakui kemerdekaan Indonesia.
Sejarah telah membuktikan betapa eratnya
persaudaraan Indonesia dan Palestina. Disamping timbal balik jasa satu sama
lain secara pemerintahan, masyakarat Indonesia yang mayoritas muslim menyadari
betapa mulianya bumi palestina bagi mereka, pun demikian dengan ikatan seiman
dan seislam yang menuntut untuk saling bahu membahu melawan penjajahan.
Mudah-mudahan, hubungan erat persaudaraan masyarakat Indonesia dengan palestina
tidak akan menemukan titik usai sebelum atau sesudah sekalipun Palestina kembali
mendapatkan hak kemanusian, tanah dan kemerdekaan mereka yang telah lama
dirampas penjajah Iserael.
Maka penulis katakan, cukup menjadi
orang Indonesia saja (tidak perlu harus muslim) untuk peduli terhadap krisis
kemanusiaan yang terjadi di bumi palestina. Dengan menjadi orang Indonesia
saja, kita akan sadar betapa besarnya jasa dan sumbangsih masyarakat palestina
terhadap Indonesia. Inilah saatnya kita membuktikan kepeduliaan kita kepada palestina
atas dasar persaudaraan, atas dasar kemansiaan yang harus bebas dari segala
bentuk penjajahan.
Wallahu’alam..