Sebulan lamanya kita merasakan nikmat latihan jiwa, latihan badan dan latihan nafsu itu dalam setahun. Yang dengan sendirinya membawa pengaruh bagi kita pribadi dalam hubungan dengan Allah dan kepada diri pribadi dalam hubungan dengan masyarakat.
Bulan yang tenang dan sibuk, bulan ujian kekuatan batin menghadapi kekuatan syahwat, bulan ibadat dan dzikir, bulan yang mendengungkan bunyi pembacaan Al Quran sepenuh malam. Tak putus dari salat tarawih dan witir, disambung dengan dan tadarus, bulan memancarkan sinar dari hati orang yang melepaskan hati dari pengaruh dunia. Bulan yang melambangkan ketaatan sejak dari Timur sampai Barat. Bulan pertemuan dalam deretan shaf diantara orang besar dan orang awam, antara jenderal dengan prajurit, diantara orang kaya raya dengan yang sangat miskin. Orang-orang tua, anak laki-laki dan anak-anak perempuan.
Di kota-kota besar dirasakan ada Ramadan. Tambah ke dusun, desa dan kampung tambah terasa adanya Ramadan. Di istana di gedung-gedung bertingkat, di rumah-rumah mewah dan di gubuk-gubuk di lorong menjadi dirasai adanya Ramadan!
Sama memulainya di satu Ramadan, sama merayakan penutupannya di satu hari bulan Syawal. Tiap-tiap yang berperasaan, merasa nikmat bulan itu. Nikmat mata melihat ayah dan ibu dan anak serta cucu duduk bersama menghadapi hidangan berbuka. Nikmat mata lagi melihat berlimpah ruhnya manusia bertarawih di masjid-masjid. Nikmat telinga mendengarkan pembacaan ayat-ayat Tuhan dari orang-orang yang khusyu.
Berjalanlah, mengembaralah di seluruh dunia islam di bulan Ramadan. Ke seluruh Indonesia atau tak elok ikut merasakan hembusan udara Gaza, Palestina. Akan kita lihat corak yang satu di bulan Ramadan dari umat Muslim di Palestina bersiap menyambut Ramadan, yang telah dimulai pada hari Selasa seperti yang diumumkan Grand Mufti hari itu. Sebagian besar negara Arab dan Muslim mengumumkan bahwa bulan telah lahir pada malam Senin, yang berarti hari Selasa akan menjadi hari pertama bulan suci Ramadan.
Mahkamah Agung di Arab Saudi, serta UEA, Mesir, Lebanon, Irak, Yaman, Tunisia, Yordania, Kuwait, Indonesia, Malaysia, dan Turki, mengatakan bahwa Selasa akan menjadi hari pertama berpuasa Ramadan. Sementara itu, negara lain termasuk Oman dan Brunei mengumumkan Rabu sebagai hari pertama Ramadan.
Puasa dari matahari terbit hingga terbenam selama Ramadan adalah satu dari lima rukun Islam. Ini adalah saat pemeriksaan diri dan peningkatan pengabdian religius. Seperti tahun lalu, umat Islam di negeri itu akan merayakan Ramadan di bawah batasan tertentu karena pandemi. Tarawih, salat malam khusus selama Ramadan, tidak akan diizinkan di masjid sebagian besar negara, namun Palestina melonggarkan pembatasan Covid-19, mengizinkan tarawih.
Direktur Masjid Aqsha, Omar Kiswani, mengatakan dia sangat senang bahwa kompleks itu terbuka untuk jamaah. Diperkirakan 11.000 orang menghadiri salat tarawih pada Senin malam. Tetapi dia menekankan bahwa orang-orang masih perlu berhati-hati. Dia mengatakan masker dan jarak dua meter antar jamaah diperlukan di masjid dan ruang dalam. Luar ruangan akan disterilkan setiap hari. Ini adalah saat-saat kebahagiaan yang luar biasa. Kami berharap Masjid Aqsha yang diberkahi kembali ke kejayaan prepandemi. Tapi ini juga saat-saat untuk berhat-hati, karena virus masih ada di luar sana.
Hal ini, di samping virus yang sedang hadapi, tak terelakkan, Palestina lagi-lagi dibombardir Israel di tengah bulan Ramadan. Kekhawatiran di Ramadan pun kini tengah dirasakan oleh warga Palestina. Sejak awal, Palestina mendapat gempuran dari Israel hingga menewaskan puluhan orang, termasuk ibu hamil dan bayi.
Krisik keamanan dan kebebasan beribadat menjadi salah satu masalah yang mereka hadapi. Terlebih bulan Ramadan tiba, tapi tak bisa menikmati keindahannya. Tak banyak yang bisa mereka lakukan selain menunggu bantuan datang.
Baginya dan warga Palestina, negerinya itu adalah tanah yang diwakafkan oleh umat Islam untuk dijaga. Sebab itu, menjadi kewajiban bagi warga Palestina untuk terus menjaga dan mempertahankannya. Dalam hal ini, kita sebagai umat Islam yang sama harus berpikir dan berharap Muslim Indonesia tak melupakan Palestina. Yakin, kita mengerti betul tentang makna menjaga Ukhuwah.
Kirimkan Bantuan untuk warga Palestina:
BSI:
7373-7125-52
a.n
damai selamatkan Aqsha
Konfirmasi
: 0812-2007-6214