Gaza, MINA – Rumah Sakit
Indonesia di Gaza yang saat ini menjadi rujukan bagi pasien COVID-19 di wilayah
itu terus meningkatkan protokol penanganan.
“Kami masih terus menangani
sejumlah PDP lainya. Kami membagi area dalam RS Indonesia menjadi tiga, yaitu
merah, kuning dan orange, Disesuaikan dengan tingkat dugaan terpaparnya pasien
COVID-19,” terang Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, dr. Syauqi Salim
melalui sebuah video yang diterima MINA pada Ahad (20/9).
Ia mengungkapkan, sejauh ini RS
Indonesia telah menangani 195 PDP. 41 diantaranya dinyatakan positif dan
seluruhnya langsung dirujuk ke RS Eropa untuk pasien yang cukup parah dan RS
Turki untuk pasien terpapar ringan.
“Protokol ini kami lakukan untuk meminimalisasi
jumlah pasien yang terkontaminasi sehingga tidak terjadi interaksi antara
pasien biasa dengan PDP COVID-19,” ujar dr. Syauqi.
Ia menerangkan, kasus COVID-19
pertama kali muncul di RS Indonesia pada 27 Agustus.
“Saat itu
dua kasus ditangani di ICU dan sejak saat itu juga kementerian kesehatan
menetapkan status darurat setelah fase B berkembang menjadi fase D. Artinya protokol lockdown mulai diaktifkan,”
kata dr. Syauqi.
Ia juga mengungkapkan, semua
jadwal operasi di RSI telah diundur. Jadwal darurat para dokter diaktifkan dan
klinik eksternal ditutup. Semua dilakukan sesuai protokol darurat.
“Ruang isolasi pernapasan
darurat mulai diadakan. Setiap pasien yang tiba langsung diperiksa suhu
tubuhnya sesuai standar untuk mengetahui apakah pasien terkena gejala atau
tidak,” tambahnya.
Ia juga mengungkapkan tercatat 37 staff RS Indonesia positif covid.
Di antaranya 19 perawat, empat staff kantor, dan 11 petugas kebersihan
“Sejauh ini kami sukses
menerapkan penangan pasien tersebut. Namun, kami berharap kepada
saudara-saudara kami Indonesia mempercepat proses pengadaan alat kesehatan
untuk dua lantai baru RS Indonesia sehingga lebih memudahkan kami menangani
gelombang pasien COVID-19 yang diterima RS Indonesia,” pungkasnya.
RS Indonesia di Gaza diadakan
atas inisiasi Lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C)
bekerjasama dengan jaringan Pondok Pesantren Al-Fatah. Pembangunan tahap dua
yang saat ini dalam penyelesaian, menyertakan 31 relawan Al-Fatah.
sumber foto: mediaindonesia.com