Palestina masih mengalami gejolak.
Sekolah baru Palestina juga menjadi sasaran tentara Israel. Tentara Israel
telah menyerbu sekolah Palestina yang berada pada Bethlehem, Tepi Barat. Selain
itu, tentara Israel tersebut juga telah meluncurkan peluru karet, granat setrum,
dan juga gas air mata.
Sekolah Baru Palestina Dihancurkan
Rasanya, penderitaan Palestina
memang belum berakhir. Sejak memasuki tahun 2019, kehidupan warga Palestina
masih saja dirundung konflik. Konflik yang terus berlanjut sejak lama, seakan
tiada berkesudahan dengan pembombardiran.
Bahkan, warga sipil juga turut
menjadi korban, salah satunya adalah para anak kecil yang tak berdosa.
Informasi yang baru terdengar adalah penyerbuan tentara Israel ke sebuah
sekolah Palestina yang berada di Bethlehem, Tepi Barat.
Mereka juga tak segan-segan melepaskan
gas air mata hingga peluru karet dan granat setrum. Dengan kejadian tersebut,
tidak sedikit anak-anak yang mengalami sesak nafas sementara.
Hal tersebut karena mereka
menghirup gas air mata yang telah dilancarkan oleh pasukan keamanan Israel
tersebut. Banyak yang mendapatkan perawatan di wilayah setempat sejak
penghancuran sekolah baru Palestina.
Alasan Penghancuran Sekolah
Salah seorang aktivis Palestina
mengatakan jika pengadilan telah memutuskan bahwa sekolah Ras Al-Tennen yang
berada di Kota Ramallah Timur tersebut telah dibangun tanpa izin konstruksi.
Kemudian, juga menolak banding terhadap kegiatan pembongkaran.
Terdapat kurang lebih 50 anak yang
sudah terdaftar dalam sekolah yang berjalan dan dibangun oleh pemerintahan
Palestina melalui Kementerian Pendidikan.
Para aktivis juga mulai berkumpul
di sekolah tersebut dalam upaya pencegahan pejabat Israel merobohkan bangunan
sekolah tersebut. Letak dari Ras Al-Tennen berada pada wilayah pendudukan Tepi
Barat yang masuk dalam klasifikasi Area C.
Lokasi sekolah baru Palestina
tersebut berada dalam wilayah yang merupakan kendali Israel berdasarkan
perjanjian Oslo 1995. Kemudian, berdasarkan aktivis serta pejabat kawasan
setempat, otoritas dari Israel telah menghancurkan atau merobohkan lebih dari
500 bangunan yang berada di tanah Palestina pada tahun ini. Salah satunya adalah
sekolah Ras Al-Tennen di Kota Ramallah Timur.
Kebutuhan
Sekolah di Palestina
Pada saat ini, anak-anak di
Palestina sungguh terlantar karena memerlukan bangunan ruang kelas yang baru.
Mereka membutuhkan kurang lebih 2.200 ruang kelas untuk dapat menampung semua
aktivitas belajar mengajar di Palestina.
Rata-rata bangunan sekolah di
Palestina masih merupakan bangunan sewa serta lebih banyak bangunan tua. Selain
hal tersebut, juga terdapat 30 persen siswa yang terpisah dari sekolah karena
tembok perbatasan.
Anak-anak seharusnya memperoleh
pendidikan yang layak serta berkualitas. Kondisinya harus aman, nyaman, dan
terhindar dari segala ancaman. Akan tetapi, hal tersebut tak mereka dapatkan
untuk sebagian besar anak di Palestina meskipun berada dalam sekolah baru
Palestina yang kini telah hancur.
Disamping itu, gaji tenaga pengajar
juga minim dengan angka putus sekolah yang semakin banyak, sehingga menyebabkan
pendidikan sekolah formal di Palestina terhenti.
Petisi
Penolakan Penghancuran Sekolah
Para aktivis yang berkumpul
tersebut telah merundingkan dan mendapatkan satu keputusan bersama. Mereka
bersama dengan para pengacara akan mengajukan petisi penolakan perlakuan
pasukan keamanan Israel terhadap sekolah anak-anak tersebut.
Mereka akan menolak penghancuran
yang terus dilakukan oleh tentara Israel. Kantor PBB yang mengurusi tentang
kemanusiaan yakni UNOCHA mengungkapkan data terbaru. Sebanyak 506 bangunan
telah hancur oleh pasukan Israel dengan alasan tak mempunyai izin pembangunan.
Sementara sekolah baru Palestina
dihancurkan, delapan dari 12 penghancuran di wilayah Yerusalem dilakukan oleh
pemiliknya sendiri. Hal ini mereka lakukan agar tidak mendapatkan denda yang
diterapkan oleh otoritas penjajahan Israel.