Sempat viral di media sosial, foto seorang pria muda Palestina yang baru dibebaskan dari tahanan Israel yang membuat publik merasa pilu. Pria tersebut terlihat sangat trauma dan shock berat dengan mata yang melotot tajam. Sesuatu yang tidak lazim terlihat untuk manusia dalam keadaan normal. Bader Dahlan, yang dilepas setelah sebulan berada dalam tawanan Israel. Dengan kondisi masih sangat trauma, ia bercerita dalam video yang dimuat oleh akun X @translating_falasteen pada 21 Juni 2024, pengalaman di penjara yang sangat mengerikan.
Bader adalah salah satu dari banyaknya korban tawanan Israel. Berikut beberapa fakta mengenai penderitaan para warga Palestina yang ditawan oleh Israel.
Apa Saja yang Terjadi Pada Bader Dahlan di Penjara Selama Sebulan
Dalam video wawancara, Bader menceritakan, dalam kurun waktu sebulan di penjara, ia mengalami penderitaan yang sangat mengerikan. Ia dikursilistrikkan, dan dipukul secara brutal oleh tentara Israel. Tentara Israel menghantamkan kepalanya ke bus. Mereka memukul kaki dan tangannya, dan ingin mengamputasi kakinya. Ia sendiri tidak tahu di mana keluarganya, dengan berita bahwa Khan Younis sudah dihancurkan. “Aku tidak tahu di mana aku bisa tinggal. Aku datang ke rumah sakit untuk tinggal, dan aku merasa tercekik, aku merasa seperti ingin mati sekali lagi,” ujar Bader dengan mata yang melotot tajam.
Moazaz Alami Gizi Buruk Setelah Bebas dari Tahanan Selama 9 Bulan
Tak hanya dialami oleh Bader, seorang laki-laki bernama Moazaz Obaiat dari Bethlehem, bebas dari penjara setelah 9 bulan dengan kondisi kesehatan yang sangat buruk. Akun X @Qudsnen memberitakan pada 9 Juli 2024 bahwa kondisi kesehatannya sangat buruk karena kekurangan gizi, dan mengalami penyiksaan. Rambutnya menjadi panjang tak terurus, dengan wajah yang kurus dan penuh trauma. Ia mendapatkan perawatan oleh tim medis dengan banyak selang pada tubuhnya.
Tahanan Israel Dilecehkan Dipukuli Secara Brutal
Dilansir dari Aljazeera, Mahmoud Zindah berusia 14 tahun ditahan bersama ratusan warga Palestina pada 5 Desember 2023, oleh tentara Israel di area Shujayea, sebelah Gaza bagian timur.
Rumah keluarga Zindah di pemukiman Zeitoun sudah dikepung oleh tentara Israel selama dua hari, sebelum hari penangkapan, yang dilengkapi dengan tank dan senjata artileri. Jika ada yang ketahuan ke luar rumah, penghuni ditembak mati. Lalu pada hari ketiga, buldoser merobohkan rumahnya.
Sang ayah, Nader, bercerita, uang dan perhiasan emas disita, lalu tentara memisahkan tawanan laki-laki dan perempuan. Ada 150 laki-laki dari pemukiman tersebut yang juga ditahan, ditelanjangi, ditutup matanya, dan diborgol, dibawa ke gudang yang lantainya berserakan butiran beras.
Muhammad Odeh, 14 tahun, warga yang juga ditangkap menceritakan bahwa ia disiksa di sana selama 5 hari. Dalam tawanan, mereka diludahi, dilecehkan secara verbal, dan kakinya dipukul, juga di punggung bagian ginjalnya. Cerita dari Mahmoud, ketika ia mengeluh tangannya luka akibat borgol, tentara Israel bertanya di mana bagian yang sakit, lalu menekan bagian yang sakit itu.
Setelah 5 hari, 10 tahanan termasuk Nader dilepas di Nitzarim Gaza Selatan dengan kondisi masih tanpa pakaian.
Tindakan Israel Patut Dikecam
Dikutip dari berita middleeastmonitor.com yang terbit pada 9 Juli 2024, lebih dari 38,200 warga Palestina dibunuh oleh Israel, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 88.000 orang terluka. Tindakan Israel harus dihentikan. Kekejian Israel sudah sangat menyalahi nilai kemanusiaan dan hati nurani. Mari terus suarakan kebenaran dan perjuangkan kebebasan untuk Palestina. Terus sebarkan berita-berita dan informasi mengenai apa yang terjadi di Palestina.