Damai Aqsha – Gencatan senjata yang disepakati antara Hamas dan penjajah Israel baru-baru ini mengalami kebuntuan. Tempo melaporkan, Hamas memutuskan untuk menghentikan pembebasan tawanan setelah penjajah Israel terus melakukan pelanggaran atas perjanjian yang telah disepakati. Namun, alih-alih mengakui kesalahannya, penjajah Israel justru menuduh Hamas yang menghentikan pembebasan tawanan secara sepihak tanpa bukti yang kuat.
CNN melaporkan bahwa penjajah Israel terus menyebarkan narasi bahwa Hamas tidak menepati kesepakatan, tetapi tidak dapat menunjukkan bukti konkret atas tuduhannya. Sementara itu, berbagai laporan independen justru menunjukkan bahwa penjajah Israel sendiri yang melakukan berbagai pelanggaran, termasuk serangan ke wilayah Gaza selama gencatan senjata berlangsung.
Middle East Eye merangkum berbagai pelanggaran penjajah penjajah Israel terhadap gencatan senjata, mulai dari serangan udara hingga penahanan warga sipil tanpa alasan jelas. Salah satu kasus paling mencolok adalah penembakan yang terjadi di lepas pantai Gaza dan Koridor Philadelphia, yang hanya berselang empat hari setelah gencatan senjata diberlakukan. Penjajah Israel melepaskan sekitar tiga kali tembakan di lepas pantas Gaza. Kemudian mereka melepaskan tembakan di sekitar kawasan Al-Firdous di poros Salah al-Din “Philadelphia”, di bagian selatan Kegubernuran Rafah.
Dua hari sebelumnya, seorang anak Palestina bernama Zakariya Hameed Yahya Barbakh di Kota Rafah menjadi korban pelanggaran lainnya. Penjajah Israel menembaknya mati tanpa alasan di dekat Bundaran Al-Awda, Rafah.. Bahkan, sang kayak korban yang hendak menyelamatkan pun tak selamat dari tembakan Israel dan menderita luka. Fakta ini menunjukkan bahwa klaim penjajah Israel mengenai kepatuhan terhadap perjanjian gencatan senjata hanyalah kedok semata.
Selain dua itu, masih ada daftar lainnya. Namun, pelanggaran utama yang dilakukan penjajah Israel selama gencatan senjata menurut Middle East Monitor antara lain:
1.Pelanggaran Militer
Militer pendudukan Israel melakukan 29 serangan, sebagian besar di daerah perbatasan Rafah. Sembilan insiden penembakan dan penargetan langsung juga dilaporkan, menghantam daerah pemukiman dan fasilitas umum.
2. Penundaan Pembebasan Tawanan
Pelanggaran yang paling menonjol termasuk penundaan enam jam yang tidak dapat dibenarkan dalam membebaskan tahanan dari kelompok ketiga, serta kasus penyerangan fisik.
3. Pemblokiran bantuan kemanusiaan
Di antara pelanggaran utama, kata sumber itu, otoritas pendudukan Israel membatasi masuknya truk bahan bakar hingga kurang dari 25 per hari, meskipun perjanjian mengizinkan 50. Impor bahan bakar juga diblokir, dan pasokan untuk tim pertahanan sipil dan kotamadya ditahan. Dari 200.000 tenda yang disepakati, hanya 53.147 yang telah memasuki Gaza, dan tidak ada tempat penampungan prefabrikasi yang diizinkan masuk.
4. Penambahan Pembatasan Sumber Daya
Israel menutup Jalan Al-Rasheed melebihi batas waktu yang disepakati, mencegah pengoperasian pembangkit listrik Gaza dan memblokir masuknya peralatan pemeliharaan. Pembatasan lainnya termasuk melarang masuknya ternak dan pakan ternak. Penjajah Israel telah menghalangi transfer uang tunai ke bank dan menolak untuk mengganti uang kertas yang sudah usang.
5. Dorongan Pemindahan Warga Gaza
Tokoh politik Israel terus membuat pernyataan yang menganjurkan pemindahan warga Gaza, mencerminkan kurangnya komitmen terhadap gencatan senjata. Pemerintah Israel telah menunda pelaksanaan fase kedua perjanjian dengan memaksakan kondisi yang tidak realistis.
“Terlepas dari tekanan internasional pada Israel untuk menegakkan komitmennya, situasi saat ini menunjukkan bahwa itu memaksakan kondisi baru,” tambah sumber itu.
Dengan bukti-bukti tersebut, kita dapat melihat siapa yang melanggar dan siapa yang tetap berada di atas perjanjian.
Yahudi dan Sejarah Pengkhianatan
Terlepas dari fakta bahwa Yahudi itu banyak gradasi dengan ragam sikapnya terhadap Genosida yang ada di Israel. Namun, secara umum, orang-orang Yahudi memang menyimpan karakter pengkhianat. Sejarah mencatat bahwa kaum Yahudi telah beberapa kali berkhianat terhadap perjanjian yang telah mereka sepakati, bahkan sejak zaman Nabi Musa dan Nabi Isa.
Padahal Nabi Musa As. adalah sosok yang membebaskan mereka dari perbudakan yang dilakukan oleh Fir’aun. Nabi Musa As. berjuang dengan cara menghadapi langsung Fir’aun di istananya. Kemudian, membawa mereka melintasi Laut Merah. Namun, tak berselang lama, mereka justru menyembah patung sapi yang dibuat oleh Samiry. Mengenai hal ini, Allah Swt. berfirman dalam Qur’an, surat Thaha ayat 77-85,
وَلَقَدْ أَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِى فَٱضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِى ٱلْبَحْرِ يَبَسًا لَّا تَخَٰفُ دَرَكًا وَلَا تَخْشَىٰ
Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)”.
فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُودِهِۦ فَغَشِيَهُم مِّنَ ٱلْيَمِّ مَا غَشِيَهُمْ
Maka Fir’aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka.
وَأَضَلَّ فِرْعَوْنُ قَوْمَهُۥ وَمَا هَدَىٰ
Dan Fir’aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi petunjuk.
يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ قَدْ أَنجَيْنَٰكُم مِّنْ عَدُوِّكُمْ وَوَٰعَدْنَٰكُمْ جَانِبَ ٱلطُّورِ ٱلْأَيْمَنَ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكُمُ ٱلْمَنَّ وَٱلسَّلْوَىٰ
Hai Bani Israil, sesungguhnya Kami telah menyelamatkan kamu sekalian dari musuhmu, dan Kami telah mengadakan perjanjian dengan kamu sekalian (untuk munajat) di sebelah kanan gunung itu dan Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian manna dan salwa.
كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَلَا تَطْغَوْا۟ فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِى ۖ وَمَن يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِى فَقَدْ هَوَىٰ
Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.
وَإِنِّى لَغَفَّارٌ لِّمَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا ثُمَّ ٱهْتَدَىٰ
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
۞ وَمَآ أَعْجَلَكَ عَن قَوْمِكَ يَٰمُوسَىٰ
Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai Musa?
قَالَ هُمْ أُو۟لَآءِ عَلَىٰٓ أَثَرِى وَعَجِلْتُ إِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضَىٰ
Berkata, Musa: “Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku)”.
قَالَ فَإِنَّا قَدْ فَتَنَّا قَوْمَكَ مِنۢ بَعْدِكَ وَأَضَلَّهُمُ ٱلسَّامِرِىُّ
Allah berfirman: “Maka sesungguhnya Kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri.
Begitupun pada Nabi Isa. As. Mereka berkhianat, bahkan sampai-sampai berupaya membunuh Nabi Isa As. Dalam Qur’an, surat An-Nisa ayat 157, Allah Swt. berfirman,
وَّقَوْلِهِمْ اِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۗوَاِنَّ الَّذِيْنَاخْتَلَفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ ۗمَا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًاۢ ۙ
(Kami menghukum pula mereka) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang menurut mereka menyerupai (Isa). Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentangnya (pembunuhan Isa), selalu dalam keragu-raguan terhadapnya. Mereka benar-benar tidak mengetahui (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), kecuali mengikuti persangkaan belaka. (Jadi,) mereka tidak yakin telah membunuhnya.
Karena semua pengkhianatan yang mereka lakukan, pantaslah jika Allah Swt. menghukum mereka. Dalam Qur’an, surat Al-Maidah ayat 13, Allah Swt. berfirman,
فَبِمَا نَقْضِهِم مِّيثَٰقَهُمْ لَعَنَّٰهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَٰسِيَةً ۖ يُحَرِّفُونَ ٱلْكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِۦ ۙ وَنَسُوا۟ حَظًّا مِّمَّا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ ۚ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَىٰ خَآئِنَةٍ مِّنْهُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِّنْهُمْ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱصْفَحْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
“Portofolio” pengkhianatan kaum Yahudi telah terlihat dalam berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam. Mereka tidak hanya menentang ajaran Nabi Musa As. dan Nabi Isa As. tetapi juga merusak perjanjian yang mereka buat sendiri.
Rasulullah Saw. telah menunjukkan keadilan dalam bermuamalah dengan kaum Yahudi di Madinah. Dalam sejarah, kita dapat menemukan di mana beliau pernah menggadaikan baju besinya kepada seorang Yahudi. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim disebutkan: Baca Juga Hak Guna Barang Gadai Perspektif Fiqih Muamalah
أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم اشْتَرَى طَعَامًا مِنْ يَهُودِيٍّ إِلَى أَجَلٍ، وَرَهَنَهُ دِرْعًا مِنْ حَدِيدٍ
“Sesungguhnya Rasulullah Saw membeli makanan dari orang Yahudi yang dibayar dalam tempo waktu tertentu, dan menggadaikan baju perang beliau yang terbuat dari besi.” (Imam Bukhari, Shahihul Bukhari [Beirut: Dar Thuqin Najah, 2001], juz III, halaman 56). (Imam Muslim, Shahih Muslim [Beirut: Dar Ihya’it Turatsil ‘Arabiy, 1955], juz III, halaman 1226).
Dalam kisah lainnya yang masyhur, Rasulullah Saw. bahkan menyuapi seorang Yahudi dengan cara yang paling lembut meski beliau dicaci maki selama disuapi tersebut. Alhamdulillah, untuk kali ini, Allah Swt. berikan hidayah pada yahudi tersebut dan masuk Islam sesaat setelah Rasulullah Saw. wafat.
Namun, meski telah diperlakukan dengan baik, kaum Yahudi tetap berkhianat terhadap Piagam Madinah. Yang pertama, ialah perilaku mereka yang melecehkan perempuan mukminah saat sedang berbelanja di pasar mereka, tepatnya di pasar Bani Qainuqa’. Mereka menyuruhnya membuka hijab, namun karena tak mau, mereka menyangkutkan salah satu bagian hijabnya sehingga tersangkut dan robeklah saat mukminah tersebut bergerak. Melihat hal tersebut, seorang mukmin yang melihatnya segera membunuh si Yahudi yang berbuah pembunuhan terhadap si mukmin.
Mendapat berita tersebut, Rasulullah Saw. langsung mengirimkan pasukan dan meminta pertanggungjawaban. Rasulullah saw. Mengepung mereka dalam benteng dengan sangat ketat. Hingga kepala munafiqin, Abdullah bin Ubay bin Salul merengek pada Rasulullah Saw. agar meeka dibebaskan. Akhirnya, Rasulullah Saw. pun membebaskan mereka, hanya mereka diusir dari wilayah Madinah.
Selanjutnya, giliran Yahudi Bani Nadhir. Kaum kafir Quraisy menyurati Yahudi Bani Nadhir dan mengancam mereka dengan penyerangan jika Muhammad tidak dibunuh. Ketika surat itu diterima oleh Yahudi, Bani Nadhir berkumpul dan menyurati Nabi dengan permintaan supaya Nabi beserta tiga puluh orang sahabatnya menemui mereka. Ketika Yahudi menghampiri Nabi, mereka meminta supaya tiga orang keluar beserta beliau. Ketika Nabi keluar beserta tiga sahabatnya, Yahudi tersebut menyembunyikan senjatanya untuk membunuh beliau.
Dengan pertolongan Allah Swt. seorang perempuan dari mereka memberitahukan kepada keponakannya yang muslim, lalu bergegas menemui Nabi Saw. dan memberitahukannya. Lalu beliau kembali pulang. Keesokan harinya, mereka dikepung dan diperangi lalu diperintahkan membawa perbekalan dan tanpa senjata. Kemudian Allah menurunkan surah Al-Hasyr, dan mereka pun diusir kembali. Di antara mereka ada yang pergi ke Khaibar dan Syam (Syria).
Sebab, pengusiran mereka yang kedua adalah ketika Nabi Saw. mendatangi mereka untuk meminta bantuan dan diyat (denda) terhadap dua orang yang dibunuh oleh Amru bin Umayah Adh-Dhamiri tetangga yang Rasulullah Saw. telah mengambil sumpah kepada mereka. Mereka pun menjawab, “Baik wahai Abul Qasim, kami akan membantumu.” Kemudian mereka masuk ke dalam rumah dan membuat siasat untuk menjatuhkan batu kepada beliau dari atas dinding. Lalu Rasulullah Saw. diberitahukan oleh malaikat mengenai tipu daya mereka, beliau pun bangun dan bergegas pulang ke Madinah. Kemudian Rasulullah Saw. memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan diri dan pergi untuk memerangi mereka.
Kemudian kaum muslimin mengepung mereka dan Rasulullah Saw. memerintahkan mereka untuk memotong pohon kurma dan membakarnya.
Ibnu Ishaq menyebutkan, “Kaum muslimin mengepung mereka selama enam malam. Lalu sebagian delegasi dari orang munafik diutus untuk menyiasati dan berjaga-jaga.” “Jika kamu dibunuh, maka kami pun akan berperang membantu kalian”, demikian kata mereka. Namun, Allah Swt. memberikan rasa takut dalam dada mereka sehingga tidak jadi menolong orang yang sudah mereka janjikan dengan pertolongan. Lalu mereka meminta kepada Rasulullah Saw. untuk pergi meninggalkan tanah kelahiran mereka dan mereka pun diusir. Begitulah ketetapan Allah terhadap kelompok Yahudi.
Selanjutnya adalah persekongkolan mereka musuh Islam, musyrikin Quraisy dan beberapa kabilah Arab di medan perang Ahzab atau Khandaq. Kali ini, giliran bani Quraizhah. Ketika mereka menjadi satu-satunya bentek yang bisa dibuka-tutup dalam pengepungan Madinah, mereka pun tergiur dengan iming-iming dari musuh Islam dan menusuk kaum Muslimin dari belakang. Mereka mencoba mengirim pasukan khusus ke benteng pengungsian Muslimin. Akibatnya, Rasulullah Saw. mengambil tindakan tegas terhadap mereka sebagai hukuman atas pengkhianatan tersebut.
Mengenai persekongkolan dan pengkhianatan bangsa Yahudi ini dan bagaimana cara menyikapinya, Allah Swt. rangkum dalam Qur’an dalam Qur’an, surat Al-Anfal ayat 55-62. Allah Swt. berfirman,
إِنَّ شَرَّ ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman.
ٱلَّذِينَ عَٰهَدتَّ مِنْهُمْ ثُمَّ يَنقُضُونَ عَهْدَهُمْ فِى كُلِّ مَرَّةٍ وَهُمْ لَا يَتَّقُونَ
(Yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya).
فَإِمَّا تَثْقَفَنَّهُمْ فِى ٱلْحَرْبِ فَشَرِّدْ بِهِم مَّنْ خَلْفَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Jika kamu menemui mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang-orang yang di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, supaya mereka mengambil pelajaran.
وَإِمَّا تَخَافَنَّ مِن قَوْمٍ خِيَانَةً فَٱنۢبِذْ إِلَيْهِمْ عَلَىٰ سَوَآءٍ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْخَآئِنِينَ
Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.
وَلَا يَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ سَبَقُوٓا۟ ۚ إِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُونَ
Dan janganlah orang-orang yang kafir itu mengira, bahwa mereka akan dapat lolos (dari kekuasaan Allah). Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan (Allah).
وَأَعِدُّوا۟ لَهُم مَّا ٱسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ ٱلْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَىْءٍ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).
۞ وَإِن جَنَحُوا۟ لِلسَّلْمِ فَٱجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
وَإِن يُرِيدُوٓا۟ أَن يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ ٱللَّهُ ۚ هُوَ ٱلَّذِىٓ أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِۦ وَبِٱلْمُؤْمِنِينَ
Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin,
Kaum Yahudi memasuki Palestina sebagai pengungsi yang diterima dengan baik oleh warga Palestina. Namun, mereka kemudian berbalik menjajah tanah yang mereka tempati, mendirikan negara di atas tanah hasil rampasan, dan terus melakukan kejahatan hingga hari ini. Dengan sejarah panjang pengkhianatan yang mereka lakukan, tidak ada sikap lain yang pantas terhadap mereka selain perlawanan yang tegas. Palestina harus dibela dengan segala cara, karena ketidakadilan yang dibiarkan hanya akan melahirkan penderitaan yang lebih besar.