Belum lama ini juga Israel telah membunuh kurang lebih 7
anak
Palestina yang tak berdosa. Ternyata Israel menahan warga
Palestina. Ketika mendengar Palestina-Israel, yang terlintas pertama kali
adalah darah. Bagaimana tidak, nyatanya keseharian warga masyarakat Palestina
selalu penuh dengan kucuran darah. Kekerasan terjadi hampir mendominasi.
Tak hanya golongan tua saja,
tetapi balita juga salah satu korbannya. Konflik
Israel-Palestina rasanya itu merupakan suatu masalah besar yang sampai saat ini
belum ada yang berhasil menemukan bagaimana cara mendamaikan dua perseteruan
yang tak kunjung habis ini.
Israel Menahan Warga Palestina
Kurang lebih ada 17 warga Palestina yang ditahan
Israel. Penahanan tersebut terjadi saat tentara Israel menyerbu sejumlah kota
wilayah penduduk tepi Barat.
Beberapa Tanggapan Mengenai
Penahanan
Masyarakat tahanan Palestina atau PPS mengatakan bahwa
penangkapan itu terfokus di Hebron dan Ramllah. Bahkan anggota Parlemen
Palestina Mohammad Badr juga termasuk dalam tahanan tersebut.
Ada saksi mata yang mengatakan bahwa, pemuda Palestina
juga melakukan perlawanan kepada tentara Israel yang ingin melepaskan peluru
tembakan dan gas air mata. Bahkan seorang jurnalis
Palestina tertembak oleh bala tentara Israel dengan peluru berlapis karet yang
sedang meliput penyerbuan tersebut.
Kampanye Penangkapan di Tepi Barat
Israel kerap kali melakukan aksi penangkapan di Tepi
Barat, bahkan juga termasuk wilayah penduduk Yerusalem Timur. Ketika kampanye
penangkapan tersebut Israel selalu berdalih untuk mencari orang Palestina yang
Buron.
Berdasarkan data estimasi Palestina kurang lebih ada
4.400 warga Palestina yang dipenjara, termasuk 40 wanita dan 170 anak-anak.
Sedangkan 380 lainnya tertahan di bawah kebijakan penahanan administratif
Israel, mungkin penahanan warga Palestina tanpa dakwaan.
Penangkapan tersebut merupakan penangkapan yang
mencapai jumlah terbesar yang terjadi pada awal tahun. Padahal penangkapan
tersebut justru malah akan mengakibatkan penularan dan penyebaran virus Corona.
Para PPS juga mengatakan bahwa nyawa mereka dalam
bahaya tingkat tinggi. Karena kebiadaban Israel menahan warga Palestina
membuat melonjak menjadi 199 orang yang terinfeksi virus Covid setelah tujuh
yang baru saja ditemukan di penjara Rimon.
Menahan Warga Palestina yang
Cacat
Pada waktu malam hari Israel menahan warga Palestina
yang cacat ini. Tiba-tiba saja rumah perempuan cacat di Desa Beit Liqya itu
diserbu tentara Israel. Menurut Kepala Kotapraja Beit Lakya tentara Israel
menyerbu desa tersebut saat tengah malam dan menahan Hiam Shukri Badar yang
berumur 65 tahun, seorang perempuan cacat yang menggunakan kursi roda. Padahal,
sepuluh hari sebelumnya tiga putra Hiam telah ditahan Israel.
Tembak Mati Warga Palestina
Israel tak hanya menahan warga Palestina, akan tetapi juga
menembaknya. Salah satu orang yang menjadi korban keegoisan Israel adalah Saher Othman yang
baru berusia 20 tahun. Dengan beberapa ungkapan para saksi mata pun tetap saja
juru bicara Israel mengatakan bahwa Reuters pasukan tidak memberikan dan tidak
melakukan tembakan langsung.
Juru bicara tersebut juga mengatakan bahwa warga
Palestina justru melempar Bom Molotov dan bahan peledak. Tak
hanya itu saja, sebanyak 42 orang juga cedera karena terkena peluru aktif
tentara Israel yang sudah ditempatkan menyebar sepanjang pagar.
18 orang cedera adalah perempuan jug anak kecil, dan satu
Menteri Kesehatan Palestina. Tak hanya korban cedera yang
terus bertambah, akan tetapi Israel menahan warga Palestina juga bertambah dan
terus-terusan bertambah.
Perdamaian
antara Israel dan Palestina merupakan suatu hal yang sangat didambakan banyak
negara, salah satunya Indonesia. Karena hanya dengan perdamaianlah semua
penderitaan warga Palestina akan berakhir, juga tentang Israel menahan warga
Palestina sudah tidak ada dan tak terdengar lagi.